• News

7 September Hari Udara Bersih Internasional, Polusi Udara Ancam Kesehatan Manusia

Tri Umardini | Rabu, 07/09/2022 07:30 WIB
7 September Hari Udara Bersih Internasional, Polusi Udara Ancam Kesehatan Manusia 7 September Hari Udara Bersih Internasional, Polusi Udara Ancaman Lingkungan bagi Kesehatan Manusia. (FOTO: UNEP)

JAKARTA - Hari Udara Bersih Internasional atau International Day of Clean Air diperingati setiap tanggal 7 September.

Hari ini ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) pada tahun 2019.

Tujuannya adalah untuk menyebarluaskan kesadaran akan pentingnya udara bersih dalam kesehatan dan kehidupan manusia.

Polusi udara merupakan ancaman lingkungan serius bagi kesehatan manusia dan menjadi salah satu penyebab utama kematian.

Diperkirakan sekitar tujuh juta orang di seluruh dunia meninggal karena penyakit yang berhubungan dengan udara yang tidak bersih setiap tahunnya.

Selain itu, menurut PBB, sembilan dari sepuluh orang secara teratur menghirup udara yang tercemar.

Dengan adanya hari ini diharapkan dapat meningkatkan peran aktif para pemimpin negara-negara di dunia untuk dapat menghadirkan berbagai kebijakan untuk mengurangi polusi udara.

Dikutip dari nationaltoday, menurut Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, sembilan dari sepuluh orang secara teratur menghirup udara yang tercemar.

Sejarah Hari Udara Bersih Internasional

Dalam sebuah dokumen yang disusun dan dipresentasikan di Sidang Umum PBB ke-74 dan diadopsi pada 19 Desember 2019, teks berikut membahas udara bersih, yang hanya sebagian kecil dari keseluruhan resolusi. “… Udara bersih penting untuk kesehatan dan kehidupan sehari-hari orang… [dan] polusi udara adalah satu-satunya risiko lingkungan terbesar bagi kesehatan manusia dan salah satu penyebab utama kematian dan penyakit yang dapat dihindari secara global.”

Resolusi tersebut juga menekankan pentingnya kerja sama lintas batas, karena polusi udara tidak menghormati batas-batas politik, dan menekankan bahwa solusi hijau seperti mobil listrik dan hibrida menjadi semakin terjangkau. Para pemimpin dunia dengan antusias mengakui hari itu dan artinya.

Moon Jae-in, Presiden Republik Korea, dikutip pada September 2020 mengatakan, “Saya sangat senang merayakan Hari Udara Bersih Internasional pertama untuk langit biru, yang diadopsi di Majelis Umum PBB tahun lalu. Saya berharap acara ini (akan) membantu meningkatkan kesadaran publik global tentang … polusi udara lintas batas dan memberikan tonggak penting dalam upaya global untuk memanfaatkan tindakan berbasis solusi untuk udara yang lebih bersih.”

Menurut Jaringan Lingkungan Jenewa, kualitas udara yang buruk memiliki implikasi untuk berbagai hak asasi manusia, termasuk hak untuk hidup, kesehatan, air, makanan, perumahan dan standar hidup yang layak.

Pencemaran udara juga jelas melanggar hak atas lingkungan hidup yang sehat dan berkelanjutan. Namun, polusi udara juga merupakan masalah yang dapat dicegah.

Manfaat memenuhi hak untuk menghirup udara bersih bagi seluruh umat manusia tidak terhitung!

Ilmu pengetahuan menunjukkan ada banyak manfaat kesehatan dan psikologis untuk menghirup udara segar dan bersih.

Ini membantu membersihkan paru-paru kita, memberi kita lebih banyak energi dan fokus mental, menurunkan tekanan darah dan detak jantung kita, membantu kita sembuh lebih cepat dan bahkan dapat meningkatkan pencernaan kita.

Pengakuan PBB atas perbedaan kualitas udara dan niat untuk berbuat lebih banyak untuk memurnikan udara yang kita hirup adalah penting baik secara simbolis maupun dalam arti praktis.

Bersama-sama, pada Hari Udara Bersih Internasional dan seterusnya, kita semua dapat mengambil bagian dalam aksi itu. (*)