JAKARTA - Rayyan Suleiman, seorang bocah Palestina berusia 7 tahun meninggal karena gagal jantung saat dikejar tentara Israel di wilayah pendudukan Tepi Barat pada Kamis (29/9), ungkap sang ayah.
Pihak militer Israel membantah laporan tersebut, sementara pemerintah AS menyuarakan kesedihan atas insiden tersebut dan meminta penyelidikan.
Rayyan itu dan siswa-siswa lainnya keluar dari sekolah mereka di desa Tuqu, ketika pasukan melakukan pengejaran.
Ia "meninggal di lokasi kejadian karena ketakutan", kata ayahnya, Yasser, dalam sebuah video yang beredar di media sosial.
Petugas medis yang memeriksa tubuhnya mengatakan kepada Reuters bahwa tidak ada tanda-tanda trauma fisik dan kematiannya terlihat sama dengan gagal jantung.
Kementerian Luar Negeri Palestina mengecam insiden tersebut sebagai "kejahatan kasar" Israel.
Juru bicara militer Israel mengatakan pada saat itu pasukan mereka sedang mencari warga Palestina yang diduga kabur ke desa tersebut usai melempar batu ke para pengendara motor.
"Penyelidikan awal tidak menunjukkan adanya hubungan antara pencarian yang dilakukan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di area tersebut dan kematian tragis si anak," kata jubir.
Warga Palestina mengaku tidak ada pelemparan batu pada saat itu. Jubir militer lalu menambahkan bahwa "penjelasan lebih lanjut soal insiden itu masih ditinjau."
Wakil juru bicara Departemen Luar Negeri AS di Washington, Vedant Patel, mengatakan, "AS sangat sedih setelah mengetahui kabar kematian seorang anak Palestina yang tak bersalah."
"Kami mendukung penyelidikan langsung dan komprehensif atas kematian anak tersebut," di samping penyelidikan militer Israel, katanya menambahkan.