JAKARTA - Menjelang pemilihan presiden putaran kedua Brasil akhir bulan ini, pihak berwenang Brasil telah mencatat tingkat deforestasi terburuk di Amazon untuk bulan September.
Menurut Institut Penelitian Luar Angkasa Brasil (INPE), 1.455 kilometer persegi (562 mil persegi) hutan hujan dihancurkan pada September 2022 – area yang hampir dua kali luas Kota New York.
Rekor September 2022 memecahkan rekor sebelumnya pada September 2019 yang hancur 1.454 km2.
Tahun ini Amazon telah mengalami sejumlah rekor kebakaran dan penggundulan hutan, sejak Januari-September 8.590 km² di antaranya digunduli - kira-kira 11 kali ukuran Kota New York, menurut Greenpeace.
Selama tiga tahun terakhir, area yang lebih besar dari Belgia telah dihancurkan di Amazon, karena itu banyak pemerhati lingkungan dan pembela masyarakat adat dan hak teritorial mengkritik kebijakan Presiden Brasil Jair Bolsonaro karena bersikeras membatalkan perlindungan lingkungan, menyebabkan kerusakan ekologis, penebang liar, penambang dan peternak telah membuka lahan yang luas.
“Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Bolsonaro telah menunjukkan pengabaian total terhadap iklim yang aman dan hutan hujan Amazon, Masyarakat Adat dan komunitas tradisional,” menurut Cristiane Mazzetti, juru bicara Greenpeace Brasil.
Dalam siaran pers, Mazzetti menambahkan bahwa pemerintahan Bolsonaro "telah secara aktif mempromosikan agenda anti-lingkungan, anti-Pribumi dan anti-demokrasi yang telah mengakibatkan peningkatan emisi karbon yang parah dan yang melukiskan skenario serius di Brasil."
Paul Morozzo, juru kampanye pangan dan hutan senior di Greenpeace Inggris, menggarisbawahi pentingnya peran Amazon dalam "perang melawan krisis iklim" umat manusia.
Dengan lebih dari 17% dari seluruh cekungan Amazon hilang karena deforestasi, kehancuran mendorongnya menuju titik kritis.
Menurut ilmuwan Carlos Nobre dan Thomas Lovejoy, jika 20 hingga 25% Amazon hilang, ia akan gagal berfungsi sebagai ekosistem.
Menjelang pemilihan presiden putaran kedua, para ahli telah memperingatkan bahwa masa depan Amazon dipertaruhkan antara dua pandangan yang bertentangan secara radikal dari kedua kandidat presiden.
Presiden sayap kanan Bolsonaro ingin membuka Amazon untuk pembangunan sementara sayap kiri Luiz Inácio Lula da Silva yang menurunkan deforestasi selama masa jabatan sebelumnya sebagai presiden Brasil telah berjanji untuk membentuk Kementerian Urusan Pribumi, menghentikan pencarian emas ilegal di Amazon, dan membangun kembali lembaga lingkungan Institut Lingkungan dan Sumber Daya Alam Terbarukan Brasil (IBAMA).
Warga Brasil kembali ke tempat pemungutan suara untuk putaran kedua pada 30 Oktober