JAKARTA - Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) melakukan beberapa upaya guna menjaga stabilitas pasokan dan harga beras. Terkait hal ini, NFA terus mendorong peningkatan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP).
Menurut Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan NFA, Rachmi Widiriani, pihaknya terus mendorong Perum Bulog untuk meningkatkan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) hingga 1,2 juta ton hingga akhir tahun 2022. Hal ini dilakukan untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga beras, serta mengendalikan inflasi.
Rachmi menyampaikan hal itu saat menjadi pembicara mewakili Kepala NFA dalam diskusi bertema "Harga Beras Naik, Apa Solusinya?. Diskusi secara daring ini diselenggarakan oleh Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi (PATAKA) pada Selasa (25/10/2022).
Dikutip dari akun Instagram resmi NFA, Rabu (26/10/2022) Rachmi menyebut Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang ada di Perum Bulog hingga Desember 2022 berpotensi di bawah 500 ribu ton. Sebelumnya, pada Bulan Agustus 2022 tercatat 938 ribu ton, September menurun menjadi 754 ribu ton, dan pada Oktober menjadi 673 ribu ton.
Di sisi lain, tren harga beras mengalami kenaikan. Harga beras medium pada Oktober 2022 mencapai Rp11.129/Kg, jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) Ro9.500/Kg. Di samping itu, beras premium juga naik hingga Rp12.703/Kg.
Rachmi menjelaskan, kenaikan tersebut ditengarai akibat tingginya harga gabah petani. Pada saat bersamaan, hal itu diperburuk oleh kebijakan Fleksibilitas dan minimnya jumlah stok gabah/beras di Perum Bulog. Akibatnya banyak pasokan yang tertahan di gudang penggilingan padi.
Menyikapi hal tersebut, kata Rachmi, pemerintah mencabut kebijakan Fleksibilitas pada 17 Oktober 2022, Sebelumnya, kebijakan ini sempat membuat pengusaha saling berlomba-lomba membeli gabah/beras petani di atas harga Fleksibilitas, yang berakibat harga di tingkat konsumen juga semakin tinggi.
"Keputusan untuk memberhentikan pemberlakuan Fleksibilitas ini atas beberapa pertimbangan. Berdasarkan evaluasi kami, ternyata angka atau harga Fleksibilitas mendorong kenaikan harga di lapangan," ujar Rachmi.
Menurut Rachmi, Kepala NFA Arief Prasetyo Adi mendorong kerja sama antara petani dan penggilingan padi untuk mengalihkan sekitar 15 persen stoknya ke Perum Bulog. Hal ini dilakukan guna menjaga stabilitas, yang juga memberi manfaat bagi banyak pihak, termasuk pelaku usaha pangan.