• News

`Bom Kotor` dan Bahayanya

Akhyar Zein | Kamis, 27/10/2022 21:30 WIB
`Bom Kotor` dan Bahayanya Seorang penduduk setempat bekerja untuk memadamkan api setelah pengeboman di kota Bakhmut, di wilayah Donbas, Ukraina timur.(foto: AFP/ japantimes.co.jp)

JAKARTA - Kementerian Pertahanan Rusia pekan lalu mengklaim bahwa Ukraina berencana untuk menggunakan "bom kotor" dengan tujuan untuk menyalahkan kontaminasi radioaktivitas yang dihasilkan di Moskow.

Klaim itu ditolak oleh Ukraina, serta AS, Inggris, dan Prancis dalam pernyataan bersama yang dirilis pada 23 Oktober 2022.

Bom kotor, juga dikenal sebagai perangkat penyebaran radiologi, adalah senjata yang menggabungkan bahan peledak konvensional seperti dinamit dan bahan radioaktif seperti uranium.

Tujuan dari perangkat tersebut adalah untuk menyebarkan bahan radioaktif ke daerah sekitarnya di mana ia meledak, sehingga menyebabkan kontaminasi dalam radius ledakan.

Istilah "bom kotor" terkadang disalahartikan sebagai alat peledak lainnya, terutama senjata nuklir. Namun, senjata nuklir melibatkan pemecahan atom, menghasilkan pelepasan energi yang sangat besar.

Bom kotor memiliki radius ledakan yang jauh lebih kecil dan dimaksudkan untuk menyebarkan debu radioaktif, asap, atau bahan lain daripada menghancurkan infrastruktur.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh lembaga nuklir seperti Komisi Pengaturan Nuklir AS, ledakan bom kotor tidak akan melepaskan radiasi yang cukup untuk membunuh orang atau menyebabkan penyakit parah.

Dibandingkan dengan bahan peledak konvensional, bom kotor dikatakan kurang berbahaya bagi manusia. Namun, mereka tercatat efisien dalam menyebarkan ketakutan dan kepanikan.

Bahaya lingkungan yang disebabkan oleh bom kotor berpotensi mengakibatkan perlunya pembersihan skala besar yang dapat memakan biaya finansial.

Tingkat kontaminasi yang disebabkan oleh ledakan bom kotor tergantung pada banyak faktor, termasuk ukuran bahan peledak, jumlah dan jenis bahan radioaktif yang digunakan dan kondisi cuaca di mana ledakan itu terjadi, menurut para peneliti.

Penggunaan "bom kotor" tidak pernah tercatat, meskipun upaya untuk memerangi atau menggunakan perangkat tersebut telah dilaporkan di masa lalu.

Israel melakukan serangkaian tes di padang pasir dalam hubungannya dengan proyek empat tahun di reaktor nuklir Dimona untuk mengukur kerusakan dan implikasi lain dari ledakan bom kotor, surat kabar Haaretz melaporkan pada 8 Juni 2015.

Pada tahun 1995, pemberontak Chechnya menanam tetapi gagal meledakkan bom kotor di Taman Ismailovsky Moskow.

Selanjutnya, AS menangkap Jose Padilla, seorang tersangka mata-mata al-Qaeda, karena merencanakan untuk meledakkan bom kotor di sebuah kota Amerika pada tahun 2002.

FOLLOW US