BANDUNG - Kepala Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo Adi menyatakan, Indonesia masih jauh dari krisis pangan. Sebab, Indonesia masih memiliki akses ke sumber pangan yang melimpah.
"Kalau mengenai krisis pangan, Insya Allah, kita jauh dari itu.Tetapi kita tetap harus waspada dan mempersiapkan diri ke depan seperti yang selalu disampaikan Pak Presiden Jokowi. Kita masih memiliki akses terhadap sumber pangan yang melimpah," ujar Arief dalam Seminar Ngobrol Pintar Lingkungan dan Ketahanan Pangan, di Universitas Sangga Buana, Bandung, Kamis (27/10/2022).
Di tengah krisis pangan yang melanda dunia, ketahanan pangan di Indonesia terbilang masih cukup baik. Menurut Arief, stok pangan cukup sampai akhir tahun. Di samping itu, Indonesia memiliki beraneka ragam bahan pangan berbasis sumber daya. Bahan pangan ini bisa dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan karbohidrat, protein, vitamin, lemak, hingga mineral untuk masyarakat.
Sementara itu, terkait dengan fenomena kenaikan harga, Arief menilai, hal tersebut sebagai dampak dari pembentukan kesetimbangan baru. Yakni, imbas dari kenaikan harga saproktan (sarana produksi pertanian), BBM, dan biaya operasional produksi.
Pada bagian lain, Arief menyebut anak muda zaman sekarang sangat kreatif dan luar biasa. Dia berharap mahasiswa bisa turut berpartisipasi dalam pembangunan ketahanan pangan di berbagai sektor, baik produksi, konsumsi, maupun yang berhubungan dengan konsumsi pangan.
"Anak muda zaman sekarang kan kreatif dan luar biasa. Makanya, di sektor pertanian ada yang namanya Petani Milenial, atau ada yang berkarir sebagai CEO di bidang perdagangan dan ritel pangan, atau bisa juga di bidang kuliner," kata Arief seperti dikutip dari akun Instagram resmi NFA, Kamis (27/10/2022).
Arief juga meminta para civitas akademika universitas mengembangkan inovasi dan teknologi di bidang pangan, seperti Control Atmosphere Storage (CAS), rekayasa genetika pangan, hingga pembangunan sistem informasi pangan. Semua hal tersebut bisa diintegrasikan sehingga menghasilkan pangan yang berkualitas.
Hal tersebut sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo agar seluruh sektor bersinergi dan berkolaborasi dalam upaya pembangunan ketahanan pangan nasional di tengah era ketidakpastian global.
"Jadi kalau kita mau memproduksi barang, produksilah barang yang dibutuhkan pasar karena sudah jelas pasarnya, sehingga kegiatan usaha dapat berjalan secara simultan," ujar Arief.