JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat mengingatkan langkah strategis yang konsisten dan terukur untuk menurunkan angka prevalensi stunting harus segera direalisasikan untuk mengakselerasi pencapaian prevalensi stunting 14% pada 2024, di tengah potensi dampak krisis global di tanah air.
"Catatan prevalensi stunting di tanah air memang memperlihatkan kecenderungan turun pada beberapa tahun terakhir, namun potensi ancaman dampak sejumlah krisis global harus diantisipasi dengan langkah-langkah strategis agar kebutuhan gizi keluarga tetap terpenuhi," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Selasa (1/11).
Berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi stunting Balita Indonesia mencapai 24,4% pada 2021.
Berdasarkan kategori prevalensi stunting yang dibuat Badan Kesehatan Dunia (WHO), capaian Indonesia itu masuk kategori prevalensi stunting menengah (20%-29%).
Di tengah potensi ancaman dampak krisis global saat ini, Pemerintah menargetkan penurunan angka prevalensi stunting berlanjut, hingga tercatat 14% pada 2024.
Menurut Lestari, berbagai langkah strategis harus segera direalisasikan lewat pemanfaatan sejumlah sumber daya yang dimiliki setiap daerah dalam pemenuhan gizi seimbang bagi setiap keluarga.
Kesiapan setiap pemangku kepentingan di pusat dan daerah, jelas Lestari, harus dipastikan agar strategi yang telah dirancang dapat berjalan sesuai rencana.
Lestari mendorong semua pihak, kementerian dan lembaga, serta masyarakat bahu membahu lewat kolaborasi yang baik untuk merealisasikan pemenuhan gizi seimbang bagi setiap keluarga.
Perlu sebuah gerakan yang masif untuk mengakselerasi pemenuhan gizi seimbang pada setiap anggota keluarga di Indonesia agar target prevalensi stunting nasional tercapai.
Karena pencapaian prevalensi stunting 14% pada 2024 bukanlah hal yang mudah. Tanpa gerak bersama dari semua pihak, sulit untuk mewujudkannya.