• Gaya Hidup

Pruritus dan Kulit Kering Bisa Jadi Gejala Penyakit Serius? Begini Penjelasannya

Agus Mughni Muttaqin | Kamis, 03/11/2022 16:14 WIB
Pruritus dan Kulit Kering Bisa Jadi Gejala Penyakit Serius? Begini Penjelasannya Ilustrasi kulit kering dan gatal (pruritus) pada lansia. (Foto: Sehatq)

JAKARTA - Pruritus (kulit gatal) dan Xerosis (kulit kering) kerap kali dianggap sepele. Padahal, kondisi ini jika tidak ditangani dengan tepat akan menurunkan kualitas hidup. Bahkan dapat menjadi awal penyakit yang lebih berbahaya, atau sebagai tanda bahwa seseorang memiliki penyakit tertentu.

Spesialis Dermatologi dan Venereologi Klinik Pramudia, Dr. Amelia Soebyanto, Sp.DV menerangkan, kulit kering merupakan suatu keadaan dimana lapisan terluar kulit yang kurang lembab akibat penurunan kandungan air dan kandungan lemak di kulit. 

"Kulit kering ini memiliki tekstur kulit yang kasar, bersisik, pecah-pecah, dan dapat disertai dengan keluhan gatal. Kulit kering dapat terjadi pada wanita maupun pria, dan lansia memiliki risiko yang lebih tinggi," terangnya dalam webinar, Kamis (3/11/22).

Pasien lansia dengan keluhan kulit kering memang belum dapat sembuh total dengan cepat dan akan bertahan dalam waktu lama, karena memang banyak faktor yang berpengaruh baik faktor genetik, internal maupun eksternal.

“Faktor internal misalnya lapisan lemak yang berkurang pada kulit lansia, dan penyakit penyerta lain seperti diabetes mellitus, gagal ginjal, penyakit hati, keganasan, infeksi, dan riwayat konsumsi obat-obatan tertentu," tutur dr. Amel.

"Faktor eksternal dari pengaruh lingkungan dan gaya hidup juga sangat berperan dalam timbulnya kulit kering, seperti stres, paparan sinar matahari yang lama, penggunaan air conditioner, perubahan musim dan kelembapan, kebiasaan mandi yang lama, penggunaan sabun yang bersifat iritatif, asupan cairan yang kurang,” sambungnya.

Dr Amel juga mengatakan, banyak masyarakat awam yang menyepelekan kulit kering dan menganggapnya hanya perlu dioleskan pelembab saja. Padahal, pemilihan obat oles yang tidak tepat pun bisa menimbulkan iritasi. "Perlu ada diagnosis yang lebih jelas dari dokter spesialis kulit dan kelamin untuk mengetahui tatalaksana yang paling tepat untuk menyembuhkan kulit kering," ujarnya.

Sementara itu, Spesialis Kulit dan Kelamin Klinik Pramudia, Dr. Yustin Sumito, Sp.KK menjelaskan, Pruritus kerap dialami lansia. Dalam bahasa awam lebih dikenal dengan istilah “gatal” yang didefinisikan sebagai sensasi tidak menyenangkan pada kulit yang menimbulkan keinginan untuk menggaruk. Secara umum, pruritus sebenarnya bisa dikatakan sebagai gejala dari berbagai penyakit kulit tertentu, dan tidak semuanya menular, tergantung dari penyakit yang mendasari.

Pruritus yang menular adalah pruritus yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau jamur. Tingkat kesembuhan pasien pruritus sendiri juga bergantung pada penyakit yang mendasari, yang penting harus benar dalam pemilihan tatalaksana untuk pruritus,” terang dr. Yustin.

Terkait faktor risiko, selain karena usia, seseorang bisa tambah berisiko mengalami pruritus jika: memiliki alergi; memiliki kondisi penyakit lain seperti eksim, psoriasis, dan diabetes; sedang hamil; ataupun mereka yang sedang menjalani dialisis.

Oleh sebab itu, diagnosis dan tatalaksana yang tepat sangat dibutuhkan untuk lansia yang mengalami pruritus. Deteksi dini pruritus dilakukan melalui anamnesis (menanyakan riwayat pasien), pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang secara menyeluruh.

Pruritus bisa mengganggu kualitas hidup seseorang, seperti mengganggu tidur dan menyebabkan kecemasan hingga depresi. Karena itu, perlu dilakukan pengobatan sesegera mungkin ke dokter spesialis kulit dan kelamin sehingga tidak memicu penyakit lainnya.