• News

Berada di Kawasan Seismik Aktif, Cianjur Masuk Daerah Rawan Gempa

Eko Budhiarto | Senin, 21/11/2022 22:52 WIB
Berada di Kawasan Seismik Aktif, Cianjur Masuk Daerah Rawan Gempa Gempa bumi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (21/11/2022)

JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa Cianjur, Jawa Barat menjadi salah satu kawasan seismik aktif atau masuk dalam daerah rawan terjadi gempa.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono di Jakarta, Senin (21/11/2022) mengatakan, wilayah Sukabumi, Cianjur, Lembang, Purwakarta, Bandung secara tektonik merupakan kawasan seismik aktif dan kompleks yang menjadikannya kawasan itu masuk dalam daerah rawan terjadi gempa.

"Disebut seismik aktif karena hasil monitor BMKG di daerah itu sering terjadi gempa dengan berbagai variasi dan kedalaman," ujarnya.

Terkait kompleksitas, lanjut dia, daerah itu merupakan daerah jalur gempa aktif seperti keberadaan sesar Cimandiri, Padalarang, Lembang, Cirata, dan masih banyak lagi sesar-sesar minor yang berada di wilayah tersebut sehingga menjadikan kawasan tersebut menjadi kawasan gempa secara permanen.

Daryono mengemukakan, sebelum gempa yang terjadi pada hari ini (21/11), Cianjur sempat dilanda gempa sebanyak tiga kali secara beruntun pada 14 November 2022 lalu dengan kekuatan magnitudo 4,1, 3,3, dan 2,6.

Ia menambahkan, wilayah Kabupaten Cianjur terakhir kali diguncang gempa dengan kekuatan cukup besar yakni pada 12 Juli 2000.

Saat itu, dia menceritakan, sekitar 1.900 rumah rusak akibat guncangan gempa berkekuatan magnitudo 5,1 yang menyebabkan lebih dari 1.100 rumah mengalami rusak berat.

Jika melihat catatan sejarah, lanjut dia, Cianjur pernah mengalami gempa pada tahun 1844, 1910, 1912, 1968, dan 1982 yang juga menyebabkan kerusakan dan korban jiwa.

Ia menambahkan, gempa yang terjadi di Cianjur hari ini masuk dalam kategori gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake).

Ia mengatakan, karakteristik gempa kerak dangkal memiliki gempa susulan yang cukup banyak.

"Masih ada potensi gempa susulan. Apakah itu lebih besar? Itu masih unexpectable. Yang pasti karakteristik gempa kerak dangkal akan diikuti aktivitas gempa susulan yang cukup banyak," tuturnya.