JAKARTA - Sembilan belas orang tewas dan 20 lainnya luka-luka di China timur setelah sebuah truk melewati prosesi pemakaman Minggu pagi, menurut laporan media China.
Insiden itu terjadi tepat sebelum pukul 01.00 waktu setempat (pukul 17.00 GMT) di Kabupaten Nanchang di provinsi Jiangxi, China timur pada Minggu, kata penyiar negara CCTV, menambahkan bahwa yang terluka telah dikirim ke rumah sakit dan penyelidikan sedang dilakukan.
Itu tidak memberikan rincian tambahan, tetapi Jimu News, outlet berita yang dijalankan oleh Harian Metropolis Chutian milik negara di provinsi Hubei, mengatakan insiden itu terjadi ketika sebuah truk menabrak prosesi pemakaman.
Lebih dari 60 orang telah berjalan di sepanjang pinggir jalan sebelum menuju ke krematorium, kata seorang peserta, bermarga Gong, kepada outlet tersebut. Istrinya tewas dalam kecelakaan itu dan kakinya terluka, kata Gong, seraya menambahkan bahwa saat kejadian tidak berkabut.
Polisi lalu lintas Kabupaten Nanchang memposting di akun Weibo resminya sekitar pukul 7 pagi pada hari Minggu bahwa beberapa bagian daerah itu menghadapi "cuaca berkabut tebal."
"Visibilitas mengemudi buruk, yang kemungkinan menyebabkan kecelakaan lalu lintas," tambahnya.
Kecelakaan itu terjadi sehari setelah China memulai "chun yun", periode 40 hari perjalanan Tahun Baru Imlek, yang secara tradisional melihat ratusan juta orang kembali ke kampung halaman mereka untuk menghabiskan liburan bersama keluarga.
Outlet berita Cina lainnya, Livestream Hainan, memposting wawancara audio dengan seorang penduduk lokal yang tidak disebutkan namanya di mana dia mengatakan bahwa baru-baru ini telah terjadi banyak kematian, yang menyebabkan antrian panjang di krematorium lokal.
Ini kemungkinan besar telah menyebabkan anggota prosesi pemakaman memulai ritual mereka di pagi hari, tambahnya.
Krematorium di seluruh China menggambarkan diri mereka sangat sibuk karena kematian akibat virus korona setelah China membongkar rezim nol-COVID bulan lalu, yang menyebabkan gelombang infeksi besar-besaran.
China melaporkan dua kematian baru terkait COVID untuk hari Sabtu, dibandingkan dengan tiga kematian pada hari Jumat. China mengatakan hanya menghitung kematian pasien COVID yang disebabkan oleh pneumonia dan gagal napas sebagai terkait COVID.