JAKARTA - Hari Kita Tidak Patah Sedunia atau International We Are Not Broken Day diperingati pada 17 Januari.
Hari itu menciptakan kesadaran tentang fakta bahwa, terlepas dari pendapat masyarakat tentang individu dengan riwayat trauma fisik dan emosional, penyakit mental, amputasi, atau gangguan yang tampaknya tidak terlihat, mereka adalah manusia, makhluk - dan tetangga kita.
Kata `rusak` menunjukkan sesuatu yang tidak berfungsi. Trauma dan penyakit, bagaimanapun, seharusnya tidak mendefinisikan apa atau siapa kita.
Tetapi jika kita menyerah pada label yang `rusak` ini, hal itu dapat dengan mudah menyebabkan depresi, keterasingan, dan rasa bersalah yang salah tempat.
Hari Kita Tidak Rusak Sedunia berusaha untuk mengakhiri siklus ini, menantang norma-norma sosial.
** Sejarah Hari Kita Tidak Patah Sedunia
Dikutip dari nationaltoday, menurut penulis Gilliland dan James, `krisis` mengacu pada persepsi manusia tentang suatu peristiwa atau situasi sebagai kesulitan yang tidak dapat ditolerir di luar kemampuan seseorang untuk mengatasinya.
Peristiwa ini dapat memanifestasikan dirinya dalam berbagai bentuk, tetapi krisis berasal dari reaksi emosional individu terhadap peristiwa atau situasi tersebut.
Krisis ini dapat menyebabkan individu merespons secara patologis jika krisis menjadi terlalu berlebihan.
Beberapa reaksi ekstrem termasuk kecenderungan pembunuhan dan bunuh diri. Krisis itu sendiri dapat menyebabkan kerusakan serius pada kondisi kognitif, afektif, dan perilaku seseorang.
Individu yang mengalami krisis biasanya adalah mereka yang mengalami trauma psikologis.
Trauma membuat seseorang tidak berdaya dan tidak berdaya sebagai akibat dari kekuatan luar biasa dari peristiwa pemicu. Peristiwa traumatis yang memicu krisis biasanya mengubah jiwa korban.
Peristiwa atau situasi traumatis ini sering menghancurkan rasa kontrol, koneksi, dan makna individu. Respons individu terhadap trauma ini serupa dengan respons tubuh terhadap tekanan.
Trauma psikologis mewakili suatu kondisi tekanan akut yang menyebabkan gangguan pada keseimbangan seseorang, sehingga menciptakan ketidakseimbangan psikologis - akibat dari kegagalan keterampilan koping reguler individu untuk merespons trauma psikologis.
Sebagai akibat dari respons ini, individu tersebut akan menderita distres akut yang disertai dengan gangguan fungsional.
Sejauhmana trauma dapat menyebabkan gangguan fungsional pada korban bervariasi dari ringan sampai berat.
Tanpa bantuan apa pun dari krisis, individu dapat menjadi lebih terganggu dan perilakunya dapat menjadi lebih mengganggu normal. Karena alasan inilah orang dengan kondisi ini diberi label `rusak`. Namun, sebuah organisasi bernama We Are Not Broken International telah dibentuk untuk memperbaiki kesalahpahaman ini, sehingga melembagakan Hari Kita Tidak Patah Sedunia pada tahun 2019.
** Garis Waktu Hari Kita Tidak Patah Sedunia
1. Tahun 1873 Charles Myers Lahir
Psikolog Inggris Myers, yang pertama kali mendiagnosis individu yang mengalami trauma fisik dan masalah mental, lahir.
2. Tahun 1988 “Strategi Intervensi Krisis” Diterbitkan
Buku “Crisis Intervention Strategies” oleh Gilliland dan James diterbitkan.
3. Tahun 2019 Organisasi We Are Not Broken
Organisasi We Are Not Broken didirikan di Georgetown oleh Nichola Cotto.
4. Tahun 2019 Hari We Are Not Broken Internasional Dideklarasikan
International We Are Not Broken Day dideklarasikan oleh organisasi We Are Not Broken. (*)