Jakarta - Dibutuhkan gerakan bersama, yang melampaui sekat-sekat politik yang ada untuk membangun kearsipan nasional yang tangguh dan lengkap demi mewujudkan cita-cita bangsa.
"Pekerjaan rumah kita masih banyak. Tidak hanya bagaimana membangun poros maritim, lebih dari itu bagaimana membangun bank data, kerasipan nasional yang lengkap terkait keberadaan kita sebagai bangsa maritim untuk melestarikan semangat kemaritiman setiap anak bangsa," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat saat menjadi pembicara kunci di Seminar Nasional secara hibrid bertema Dharma Samudera Pejuang Wanita Negara Poros Maritim Dunia, di Gedung Arsip Nasional, Jakarta Selatan, Selasa (17/1).
Hadir pada acara tersebut antara lain Ihsanuddin Usman (Direktur SDM dan Umum Pelindo), Dr. Connie Rahakundini Bakrie, M.Si (pengamat militer), Drs. Imam Gunarto, M.Hum (Kepala Arsip Nasional), Muhammad Syarif Bando (Kepala Perpustakaan Nasional).
Menurut Lestari, bangsa yang besar adalah bangsa menghargai sejarahnya, tentu saja sejarah yang didukung dengan data dan arsip lengkap.
Rerie sapaan akrab Lestari berpendapat arsip memliki peran yang luar biasa untuk mengungkap berbagai fakta di masa lalu.
Terkait peran pejuang perempuan di bidang maritim nusantara, ujar Rerie, kehadiran Ratu Kalinyamat pada abad ke-16 merupakan catatan penting dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia.
Menurut Rerie, bagaimana Ratu Kalinyamat mengonsolidasikan sejumlah kerajaan nusantara untuk membangun poros maritim, membangun industri maritim dan bersama-sama melawan penjajah Portugis, merupakan catatan sejarah yang tidak boleh dilupakan dan bisa menjadi inspirasi dalam proses pembangunan saat ini.
Kegagalan Ratu Kalinyamat mendapat gelar pahlawan nasional tahun lalu, ujarnya, harus menjadi pendorong para pemangku kepentingan di pusat dan daerah untuk terus memperkuat sistem kearsipan nasional.
Inspirasi dari perjuangan Ratu Kalinyamat, menurut Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu, diharapkan mampu mendorong peningkatan peran perempuan di kawasan maritim Indonesia.
Kendala kearsipan nasional yang minim data untuk mendukung sejumlah fakta sejarah tersebut, menurut Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, harus mampu diatasi oleh semua pihak lewat berbagai cara, seperti keberpihakan anggaran untuk membangun kearsipan dan perpustakaan nasional yang kuat.
Karena, menurut Rerie, kearsipan nasional yang lengkap dan kuat berpotensi menyelamatkan banyak hal lewat catatan-catatan sejarah otentik yang mampu menginspirasi setiap anak bangsa dalam melaksanakan pembangunan.