JAKARTA - Mencegah stunting pada anak perlu dilakukan sejak masa kehamilan. Anak yang mengalami masalah pertumbuhan sejak di dalam kandungan akan berisiko mengalami stunting pada saat balita kelak.
Apa saja upaya yang sebaiknya dilakukan? Simak Tips untuk ibu hamil demi mencegah stunting pada anak yang dilahirkan.
Mengapa perlu mencegah stunting sejak kehamilan?
Stunting adalah gangguan tumbuh kembang yang menyebabkan anak memiliki postur tubuh pendek atau jauh dari rata-rata anak lain di usianya.
Stunting mulai terjadi ketika janin masih dalam kandungan disebabkan oleh asupan makanan ibu selama kehamilan yang kurang bergizi.
Akibatnya, gizi yang didapat anak dalam kandungan tidak mencukupi. Kekurangan gizi akan menghambat pertumbuhan bayi dan bisa terus berlanjut setelah kelahiran.
Tanda-tanda stunting biasanya baru akan terlihat saat anak lahir dan memasuki usia dua tahun.
Di samping kurangnya asupan gizi saat dalam kandungan, stunting juga bisa terjadi akibat kurangnya asupan gizi saat anak masih di bawah usia 2 tahun.
Sayangnya, efek stunting tidak bisa dikembalikan seperti semula jika sudah terjadi.
Oleh sebab itu sangat penting untuk melakukan upaya pencegahan stunting pada anak sejak ibu sedang hamil.
Bagaimana pencegahan stunting pada ibu hamil?
Dikutip dari Hellosehat, menurut hasil survei gizi yang dilakukan Kementerian Kesehatan RI di tahun 2021, diperkirakan 1 dari 4 anak Indonesia mengalami stunting dan 1 dari 10 anak mengalami kurang gizi.
Selain menghambat pertumbuhan fisiknya, anak yang kurang gizi dan stunting juga berisiko mengalami kecerdasan yang kurang.
Mengutip situs WHO, pencegahan stunting perlu dilakukan sedini mungkin yaitu pada 1000 hari pertama usia anak.
Ini terhitung sejak dimulainya kehamilan.
Lalu, apa saja upaya pencegahan stunting pada ibu hamil yang dianjurkan? Simak pembahasannya berikut ini.
1. Penuhi kebutuhan gizi selama hamil
Untuk mencegah stunting pada anak, Anda perlu memenuhi kebutuhan gizi sejak kehamilan.
Melansir Mayo Clinic, berikut kebutuhan nutrisi yang penting selama hamil.
Folat atau asam folat sebanyak 400 – 1000 mikrogram (mcg).
Kalsium sebanyak 1200 miligram per hari.
Vitamin D sebanyak 15 mcg per hari.
Protein sebanyak 61-90 gram per hari.
Zat besi sebanyak 9-18 mg per hari.
Di samping konsumsi makanan yang sehat selama hamil, Anda juga perlu banyak minum air putih untuk mencegah tubuh kekurangan cairan.
Selain itu, air putih dapat melancarkan peredaran darah dan menjaga volume cairan ketuban dalam rahim.
2. Konsumsi suplemen prenatal
Di samping memenuhi kebutuhan nutrisi ibu hamil melalui makanan yang bergizi, Anda perlu mengonsumsi suplemen prenatal sesuai rekomendasi dokter.
Beberapa zat dalam suplemen yang penting sebagai pencegahan stunting pada ibu hamil yaitu suplemen asam folat, kalsium, dan zat besi.
Asam folat penting untuk pembentukan otak dan sistem saraf bayi, sedangkan zat besi berguna untuk mencegah anemia (kurang darah) saat hamil.
Selain itu, suplemen kalsium juga penting dalam membentuk tulang janin, apalagi kebutuhan akan zat ini sangat tinggi sehingga bisa jadi tidak terpenuhi hanya dari makanan saja.
3. Hindari penyakit infeksi
Menghindari penyakit infeksi merupakan hal penting lainnya yang perlu Anda perhatikan dalam mencegah stunting pada anak sejak kehamilan.
Ini karena beberapa penyakit infeksi pada ibu hamil dapat berdampak pada janin dalam kandungan.
Melansir National Health Service, beberapa infeksi virus dan bakteri yang perlu Anda waspadai seperti toxoplasma, herpes, hepatitis B dan hepatitis C, rubella, dan virus Zika.
Oleh sebab itu, sebagai upaya pencegahan stunting pada ibu hamil, sebisa mungkin hindari infeksi virus tersebut dengan cara-cara berikut.
Mencuci tangan dengan air dan sabun sampai bersih sebelum makan, setelah berkebun, dan setelah membersihkan kotoran hewan.
Memasak daging, ayam, ikan, dan sayuran sampai benar-benar matang.
Hindari konsumsi makanan mentah atau kurang matang seperti sate dan sayur lalapan.
Hindari minum susu yang mentah saat hamil.
Lakukan vaksinasi sebelum hamil agar tubuh kebal terhadap infeksi virus yang berbahaya.
Hindari berkunjung ke daerah yang rawan penyakit menular.
4. Berhenti merokok dan minum alkohol
Salah satu cara terbaik untuk mencegah stunting pada anak adalah berhenti merokok, minum alkohol, dan narkoba sejak sebelum kehamilan atau setidaknya sejak awal kehamilan.
Tidak ada jumlah yang aman untuk alkohol atau merokok saat Anda hamil. Keduanya dapat membahayakan kesehatan bayi Anda.
Oleh sebab itu, Anda perlu berhenti total dari kebiasaan tersebut.
Berhenti merokok juga termasuk rokok elektrik (vape) dan menghindari asap rokok dari orang lain (perokok pasif).
5. Istirahat yang cukup
Upaya pencegahan stunting pada ibu hamil berikutnya yang penting untuk Anda perhatikan adalah beristirahat yang cukup.
Melansir Birmingham Health Hub, tidur selama 7 sampai 9 jam sangat penting untuk mendukung kesehatan ibu dan janin.
Posisi tidur saat hamil yang dianjurkan yaitu menyamping menghadap ke sebelah kiri.
Hal ini berguna untuk menjaga peredaran darah.
Lakukan upaya-upaya agar tidur Anda lebih berkualitas saat hamil, seperti menghindari stres dan melakukan relaksasi sebelum tidur.
6. Rutin beraktivitas fisik
Perbanyak istirahat bukan berarti Anda hanya tiduran sepanjang hari. Sebaliknya, Anda perlu tetap beraktivitas fisik sebagai upaya pencegahan stunting pada ibu hamil.
Lakukan aktivitas fisik yang sederhana sesuai kemampuan dan petunjuk dokter.
Anda bisa berjalan kaki, senam, yoga, pilates, dan sebagainya.
Aktivitas fisik dapat memperlancar peredaran darah dan cairan tubuh sehingga mencegah keluhan-keluhan saat hamil seperti kaki bengkak dan sebagainya.
Selain itu, bila peredaran darah lancar, aliran nutrisi menuju rahim juga akan semakin baik sehingga janin dapat berkembang dengan sehat.
7. Rutin memeriksakan kehamilan
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, stunting yang sudah terjadi tidak bisa dikembalikan lagi.
Oleh sebab itu, Anda perlu mencegah stunting pada anak sejak kehamilan.
Untuk mengantisipasi risiko kekurangan nutrisi saat hamil yang menjadi penyebab utama stunting, Anda perlu mengecek kondisi kehamilan ke dokter secara rutin.
Dokter akan melakukan berbagai pemeriksaan seperti USG kandungan, menghitung detak jantung janin, tekanan darah, berat badan, dan sebagainya.
Tujuannya untuk memastikan janin berkembang dengan baik sesuai usia kehamilan dan zat-zat apa yang mungkin perlu ditambah asupannya.
Bila dokter mencurigai adanya infeksi kehamilan, ia mungkin akan menyarankan pemeriksaan darah saat hamil.
8. Konsumsi asam folat sejak berencana hamil
Perlu Anda ketahui bahwa pencegahan stunting bahkan bisa dilakukan pada ibu sejak berencana hamil.
Anda sebaiknya merencanakan kehamilan saat kondisi tubuh Anda dalam keadaan sehat dan bebas dari penyakit.
Selain itu, untuk mendukung kecukupan nutrisi tubuh, sebaiknya Anda sudah mulai mengonsumsi asam folat sejak berencana hamil.
Sumber asam folat bisa diperoleh dari sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, dan buah-buahan sitrus (seperti lemon dan jeruk). Bila perlu, konsumsi juga suplemen asam folat. (*)