JAKARTA - Presiden China Xi Jinping dan timpalannya dari Iran, Ebrahim Raisi, pada hari Kamis menyerukan pencabutan sanksi terhadap Iran sebagai bagian integral dari perjanjian internasional yang macet mengenai program nuklirnya.
Xi juga menerima undangan dari Raisi untuk mengunjungi Iran dan akan melakukannya sesuai keinginannya, kata kedua pemimpin dalam pernyataan bersama pada hari terakhir kunjungan kenegaraan tiga hari Raisi ke China. Xi terakhir mengunjungi Iran pada 2016 sebagai bagian dari tur ke Timur Tengah.
Para pemimpin dalam pernyataan mereka menyerukan implementasi perjanjian nuklir Iran 2015, yang dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama, di mana Iran setuju dengan beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, untuk mengekang program nuklirnya dengan imbalan keringanan sanksi ekonomi.
Pada tahun 2018, Presiden AS saat itu Donald Trump menarik Amerika Serikat dari kesepakatan tersebut dan memerintahkan penerapan kembali sanksi AS terhadap Iran.
Presiden Joe Biden mengatakan pada tahun 2021 bahwa Amerika Serikat akan kembali ke kesepakatan jika Iran kembali patuh tetapi pembicaraan terhenti.
"Semua sanksi yang relevan harus dicabut sepenuhnya dengan cara yang dapat diverifikasi untuk mempromosikan penerapan penuh dan efektif," kata Xi dan Raisi.
China dan Iran menekankan bahwa pencabutan sanksi dan memastikan manfaat ekonomi Iran merupakan komponen penting dari perjanjian tersebut, kata mereka.
Pada hari Selasa, Xi mengatakan kepada Raisi bahwa China akan "berpartisipasi secara konstruktif" dalam pembicaraan untuk melanjutkan negosiasi untuk mengimplementasikan perjanjian tersebut, sambil menyatakan dukungannya untuk Iran dalam melindungi hak dan kepentingannya.
"China dengan tegas menentang campur tangan kekuatan eksternal dalam urusan dalam negeri Iran dan merusak keamanan dan stabilitas Iran," kata para pemimpin dalam pernyataan itu.
Kedua pemimpin juga menyusun beberapa inisiatif, termasuk mempromosikan e-commerce dan pertanian.
Pertunjukan kerja sama itu kontras dengan kemarahan Iran pada Desember tahun lalu atas pernyataan yang dikeluarkan China dan negara-negara Teluk selama kunjungan Xi ke Arab Saudi.
Dewan Kerjasama China-Teluk meminta Iran untuk bekerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional dan resolusi damai untuk masalah tiga pulau yang dikuasai oleh Iran tetapi diklaim oleh Uni Emirat Arab.
Kementerian luar negeri Iran memanggil duta besar China untuk Iran sebagai tanggapan dan menyatakan "ketidakpuasan yang kuat" atas pernyataan tersebut.