• News

Dampingi Pilot Belajar Terbang, Instruktur Mendadak Meninggal saat Lepas Landas

Tri Umardini | Rabu, 22/02/2023 08:05 WIB
Dampingi Pilot Belajar Terbang, Instruktur Mendadak Meninggal saat Lepas Landas Dampingi Pilot Belajar Terbang, Instruktur Mendadak Meninggal saat Lepas Landas. (FOTO: WIKIMEDIA)

JAKARTA - Tengah mendampingi pilot yang sedang belajar terbang, seorang instruktur mendadak meninggal saat pesawat lepas landas.

Seorang pilot mengira instruktur penerbangannya berpura-pura ketika dia menderita serangan jantung saat lepas landas.

Cabang Investigasi Kecelakaan Udara (AAIB), yang berbasis di Inggris, mengatakan dalam laporannya bahwa korban berusia 57 tahun telah setuju untuk menemani seorang pilot yang memenuhi syarat dalam penerbangannya dari Bandara Blackpool di Lancashire, Inggris ke lapangan terbang lain pada 29 Juni 2022.

Namun, saat Piper PA-28-161 lepas landas, instrukturnya "tiba-tiba mengalami serangan jantung yang fatal," menurut laporan 9 Februari.

Pilot yang selamat mengatakan kepala instruktur berputar ke belakang tak lama setelah lepas landas, tetapi diakui tidak terlalu memikirkannya.

"Pilot mengenal instruktur dengan baik dan mengira dia hanya berpura-pura tidur siang sementara pilot terbang di sirkuit," menurut laporan itu, "jadi dia tidak berpikir ada yang salah pada tahap ini."

Beberapa saat kemudian, instruktur merosot di kursinya, menurut laporan itu.

Kepalanya jatuh ke bahu pilot, tetapi pilot mengatakan dia masih yakin instruktur sedang bercanda.

Baru setelah pesawat mendarat, pilot menyadari ada yang salah dengan instrukturnya, kata laporan itu.

Kru berusaha untuk menghidupkannya kembali, tetapi tidak dapat melakukannya.

Pejabat telah menentukan bahwa instruktur meninggal karena gagal jantung akut.

Sebuah analisis medis mengungkapkan instruktur memiliki gumpalan darah di jantungnya, serta tanda-tanda "penyakit atheromatous difus", yang menurut AAIB dapat menyebabkan zat lemak menyumbat arteri.

Instruktur memiliki riwayat penyakit hipertensi, juga dikenal sebagai tekanan darah tinggi, menurut laporan tersebut. Dia telah minum obat tekanan darah sejak tahun 2002.

Pilot yang selamat tidak mengingat adanya kelainan selama dalam penerbangan, menurut laporan itu.

Orang lain yang bertemu dengan instruktur pada hari kematiannya juga mengatakan dia tampak normal, dan tidak tampak sakit.

"Tiga orang yang terbang bersamanya untuk pelajaran uji coba sesaat sebelum insiden penerbangan mengatakan dia tampak baik-baik saja dan tidak ada yang abnormal terjadi," tambah laporan itu.

Pria yang meninggal dalam insiden itu dipekerjakan sebagai instruktur penerbangan senior penuh waktu, menurut laporan itu.

Dia telah mencatat hampir 9.000 jam terbang, termasuk 184 dalam 90 hari terakhir.

Untungnya, pilot yang selamat mampu mendaratkan pesawat sendiri dengan aman.

AAIB mengatakan, "jika ini terjadi pada penerbangan lain, hasilnya bisa berbeda."

"Tidak ada tes atau penilaian yang dapat memberikan deteksi masalah jantung yang 100 persen andal," kata cabang tersebut. (*)