JAKARTA - Stanislav Oliferchuk dari Ukraina telah berlatih di Kyiv sejak kolam renang di Mariupol terkena rudal. Namun juara selam negara itu telah bersumpah untuk memboikot acara internasional yang menampilkan Rusia atau Belarusia.
Oliferchuk dengan penuh semangat menunggu pembukaan kembali kolam renang Neptunus di Mariupol, yang menjalani restorasi besar-besaran selama dua tahun. Fasilitas yang dirubah akan dibuka kembali awal tahun lalu.
Namun, itu adalah salah satu dari hampir 350 fasilitas olahraga di Ukraina yang sekarang menjadi reruntuhan setelah invasi Rusia, yang oleh Moskow disebut sebagai "operasi militer khusus".
"Kolam renangnya luar biasa, saya sangat menikmati latihan di sana setelah direnovasi. Sangat menyedihkan bahwa kolam renang dan bagian kota lainnya hancur," kata Oliferchuk kepada Reuters.
"(Sekarang) ketika ada peringatan serangan udara, kami - dengan pakaian renang - langsung bergegas ke tempat perlindungan bom untuk berlindung. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi selama mereka (orang Rusia) bisa berlatih dan mereka tidak khawatir tentang apa pun .
"Mereka tetap diam dan menerima apa yang terjadi dan tidak apa-apa bagi mereka. Orang Rusia tidak boleh ikut serta dalam kompetisi - jika itu terjadi, kami akan memboikot."
Menteri pemerintah Ukraina Oleh Nemchinov mengatakan atlet mereka tidak akan diizinkan untuk mengikuti pertandingan kualifikasi Olimpiade Paris 2024 jika mereka harus bersaing dengan Rusia.
Komite Olimpiade Internasional (IOC) mengeluarkan rekomendasi pada hari Selasa untuk pengembalian bertahap ke kompetisi internasional untuk atlet Rusia dan Belarusia sebagai netral.
"Jika atlet Rusia diizinkan mengikuti kompetisi, saya tidak akan ambil bagian," kata pelatih selam Anatolii Holovan. "Saya juga tidak akan mengambil bagian sebagai wasit jika saya diminta menjadi wasit di Kejuaraan Dunia."
Sementara beberapa federasi olahraga internasional telah mencegah orang Rusia atau Belarusia untuk berkompetisi dalam acara elit, yang lain seperti tenis dan anggar yang memungkinkan mereka untuk berpartisipasi.
Pada hari Jumat, Wimbledon mencabut larangannya terhadap pemain dari kedua negara.
Petenis Ukraina Marta Kostyuk menolak untuk berjabat tangan ketika dia mengalahkan petenis Rusia Varvara Gracheva untuk memenangkan gelar tunggal pertamanya di Austin awal bulan ini, tetapi Holovan mengatakan itu mungkin tidak cukup.
"Ya, ada pilihan untuk tidak berjabat tangan. Tapi kita akan bertemu satu sama lain - di tempat olahraga, ruang ganti, kamar mandi," tambah Holovan. "Aku tidak tahu bagaimana mungkin untuk menatap mata mereka."