Jakarta - Fitrah setiap wanita akan mencintai dan mengasihi anaknya. Demikian pula sebaliknya, akan sedih hatinya dan berduka apabila anak yang dicintainya disakiti bahkan dicelakai orang lain. Berikut ini dikisahkan perjuangan seorang ibu melindungi puteranya dari segala bahaya.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa nabi Musa `alaihissalam lahir saat perburuan bayi laki-laki dari bani Israil sedang gencar dilakukan. Maka, sang ibu bersembunyi dari para petugas Fir’aun saat melahirkan Musa `alaihissalam.
Kemudian, Allah Subhanahu wa ta`ala mengilhamkan sang ibu untuk menghanyutkan putera tercintanya itu di sungai Nil. Beliau berpesan kepada puterinya untuk mengikutinya. Ibunda beriman ini percaya Allah ﷻ akan mengembalikan Musa kepadanya.
Keranjang yang berisi bayi Musa `alaihissalam pun terus hanyut di sungai Nil. Hingga berhasil luput dari pencarian ketat para petugas kerajaan. Arus sungai Nil membawa keranjang berpenumpang itu melintasi wilayah sekitar istana Fir’aun.
Ketika itu istri Fir’aun yang bernama Asiah melihat sosok bayi mungil yang ada di dalam keranjang itu dari kejauhan. Asiah memerintahkan agar keranjang tersebut segera diambil dari sungai. Hatinya senang melihat bayi Musa `alaihissalam. Beliau pun membawa Musa kecil ke hadapan suaminya.
Banyak ahli tafsir menyebutkan bahwa tatkala Fir’aun memperhatikan bayi tersebut, Penguasa Mesir tersebut langsung mengetahui bahwa bayi itu berasal dari bani Israil. Fir’aun yang angkuh dan sombong pun bertekad untuk membunuh Musa kecil. Mengetahui hal itu, Asiah memohon agar suaminya tidak melakukannya.
Al-Qur’an mengabadikannya dalam surah (ke-28) Al- Qashash ayat 9,
"Dan istri Fir`aun berkata, "(Dia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan dia bermanfaat kepada kita atau kita ambil dia menjadi anak..."
Berdasarkan Tafsir at-Thobari, bahwa Allah ﷻ menjadikan orang-orang mencintai Musa `alaihissalam, termasuk Firáun. Sehingga Firáun menahan kejahatan dan keburukannya dari Musa `alaihissalam. Sebagaimana yang dinukil dari firman Allah ﷻ dalam surah (ke-20) ThaHa ayat 39,
“… Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku…”
Fir’aun pun memaklumi keinginan istri tercintanya tersebut untuk mengasuh Musa kecil. Hingga akhirnya Fir’aun mengizinkan sang bayi `alaihissalam untuk tetap hidup di istana. Maka Asiah pun mengangkat beliau `alaihissalam sebagai anak, serta mengasuhnya. Musa `alaihissalam yang masih bayi dibesarkan bersama keluarga kerajaan Mesir lainnya.
Sementara itu, di sisi lain, ibunya Musa `alaihissalam mengetahui bahwa anaknya berada dalam perawatan Fir’aun. Maka Allah ﷻ memantapkan keimanan dan mengokohkan hati sang ibu untuk tetap merahasiakan bahwa Musa `alaihissalam adalah puteranya. Allah ﷻ memantapkan keimanannya bahwa Allah ﷻ pasti akan mengembalikan Musa `alaihissalam kepada dirinya.
Semoga Allah ﷻ senantiasa mengokohkan keimanan dan keislaman kita. (Kontributor :Dicky Dewata)