• Oase

Cara Dakwah Nabi Musa AS dengan Lembut dan Hikmah

Rizki Ramadhani | Minggu, 09/04/2023 23:29 WIB
Cara Dakwah Nabi Musa AS dengan Lembut dan Hikmah Ilustrasi Berdakwah (foto:quora)

Jakarta - Allah Subhanahu wa ta`ala mewajibkan setiap hamba-Nya untuk beramal salih dan mengingkari kemaksiatan. Tentunya hal ini harus dilakukan sesuai syari’at, dengan bijaksana dan hikmah. Kisah berikut ini tentang hamba Allah Subhanahu wa ta`ala yang diutus berdakwah kepada penguasa negeri yang zalim dan kaumnya.

Allah ﷻ mengutus nabi Musa `alaihissalam untuk berdakwah kepada Fir`aun dan kaumnya. Karena sesungguhnya ia telah melampaui batas.

Fir’aun merupakan penguasa Mesir yang zalim dan kejam. Dia selalu memeras rakyatnya, terutama kaum bani Isra`il. Bahkan Fir’aun mengaku dirinya sebagai tuhan yang harus disembah dan dipuja, sebagaimana dalam Al-Qur’an surah (ke-79) An-Nazi’at ayat 24, “Fir’aun berkata, “Akulah tuhan kalian yang paling tinggi.’”

Fir’aun semakin jauh membawa rakyatnya ke jalan yang sesat tanpa pedoman tauhid dan iman. Kenyataan ini membuat mereka terjerumus ke lembah kemaksiatan dan kerusakan moral dan akhlak. Karenanya, dia termasuk salah satu manusia yang paling keji dan paling dilaknat di muka bumi.

Selain itu, Fir’aun juga dikenal sebagai raja yang fasih berbicara dan provokator ulung. Sehingga nabi Musa `alaihissalam khawatir akan terbata-bata dalam menyampaikan risalah Allah ﷻ dan bahkan dibunuh. Beliau `alaihissalam pun berdoa dan meminta kepada Allah ﷻ,

Ya Tuhanku, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah urusanku, lepaskanlah kekakuan dari lidahku, agar mereka dapat mengerti perkataanku. Dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, (yaitu) Harun, saudaraku. Teguhkanlah kekuatanku dengan dirinya, dan jadikankanlah dia sekutu dalam urusanku, agar kami banyak bertasbih kepada Engkau, dan banyak mengingat Engkau. Sesungguhnya Engkau adalah Maha Melihat (keadaan) kami.”  (QS. Thaha [20] : 25-35).

Allah ﷻ pun mengabulkan semua permohonan nabi Musa `alaihissalam.

Nabi yang berasal dari bani Israil ini pun melanjutkan perjalanan menuju Mesir dan bertekad akan melaksanakan perintah Allah ﷻ.

Di sisi lain, Allah ﷻ menggerakan hati Harun `alaihissalam yang ketika itu berada di Mesir. Singkat cerita, nabi Musa didampingi kakaknya, nabi Harun `alaihimus salam. Allah Subhanahu Wa Ta`ala memerintahkan mereka `alaihimus salam berdakwah kepada Fir`aun dengan kata-kata yang lemah lembut, agar dia sadar atau takut.

Allah ﷻ tidak memerintahkan kedua nabi ini untuk berkata kasar kepada Fir’aun, meskipun Fir’aun adalah sosok yang sudah kita ketahui bersama. Sebenarnya apa yang akan disampaikan kepada Fir’aun bukanlah hal yang asing dan benar-benar baru baginya. Nabi Musa dan nabi Harun `alaihimus salam diutus kepadanya, agar ia kembali menyadari bahwa dia adalah manusia biasa. Fir’aun bukanlah Tuhan seperti yang diakuinya.

Para ulama menyebutkan faedah nabi Musa dan nabi Harun `alaihimus salam diperintahkan untuk mendakwahi Fir’aun dengan lemah lembut, diantaranya adalah agar Fir’aun tidak langsung tersinggung dan marah. Sebab jika terjadi demikian, maka kebenaran akan semakin sulit untuk diterima olehnya.

Juga untuk menghindari Fir’aun akan semakin bengis. Tentu saja dampaknya sangat buruk kepada nabi Musa `alaihissalam dan umatnya.

Demikianlah hujjah itu bisa tegak atas Fir’aun, sehingga tiada lagi alasan dan uzur baginya pada hari kiamat kelak. Betapa besar kasih sayang Allah ﷻ kepada para hamba, namun seringkali tidak disadari, bahkan diabaikan dan tidak disyukuri.

Semoga Allah ﷻ mengokohkan keimanan kita di atas agama yang benar ini. (Kontributor :Dicky Dewata)