• Oase

Pertemuan Hamba yang Dimuliakan dan yang Dilaknat Allah SWT

Rizki Ramadhani | Senin, 10/04/2023 06:28 WIB
Pertemuan Hamba yang Dimuliakan dan yang Dilaknat Allah SWT Ilustrasi (foto:pikiranrakyat)

Jakarta - Nama nabi Musa `alaihissalam disebutkan sebanyak 136 kali dalam Al-Qur`an. Beliau `alaihissalam merupakan manusia yang namanya paling banyak disebut dalam Al-Qur`an. Berikut ini sekelumit kisah dakwah nabi yang dijuluki kalimullah ini.

Allah Subhanahu wa ta`ala berfirman dalam surah (ke-28) Al-Qashash ayat 2-3,

Ini adalah ayat-ayat kitab (Al Quran) yang nyata (dari Allah). Kami membacakan kepadamu (Muhammad) sebagian dari kisah Musa dan Fir’aun dengan sebenarnya untuk orang-orang yang beriman.”

Allah ﷻ menegaskan bahwa hanya orang-orang beriman dan mau mentadaburilah yang dapat mengambil faedah dari kisah dakwah nabi Musa `alaihissalam.

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa Allah ﷻ mengutus nabi Musa dan nabi Harun `alaihimus salam untuk berdakwah kepada Fir’aun dan kaumnya. Oleh sebab itu, mereka `alaihimus salam pergi menemui Fir’aun di istananya. Nabi Musa `alaihissalam memulai ucapannya dengan berkata,

…Sesungguhnya Kami adalah Rasul (utusan) Tuhan semesta alam.” (QS. Asy-Syu’ara [26] : 16).

Beliau `alaihissalam mengabarkan bahwa sesungguhnya mereka adalah Rasul Rabb semesta alam. Kemudian menyampaikan risalah, berupa seruan dakwah agar Fir’aun beribadah kepada Allah Azza wa Jalla semata, tiada sekutu bagi-Nya.

Risalah berikutnya yaitu meminta Fir’aun untuk membebaskan bani Israil untuk beribadah kepada Rabb mereka. Selanjutnya, permintaan agar bani Israil dilepaskan dari penindasan Fir’aun.

Allah Azza wa Jalla mengabadikan kisah pertemuan nabi Musa `alaihissalam dengan Fir’aun dalam banyak ayat di surah Asy-Syu’ara. Pada surah ini dijelaskan bagaimana ketenangan hati dan kuatnya argumentasi (hujjah) yang ditegakkan (disampaikan) oleh kalîmullah nabi Musa `alaihissalam mampu mengalahkan kemahiran Fir’aun dalam berbicara dan mendebat.

Fir’aun berusaha membungkam semangat dakwah dan menyudutkan beliau `alaihissalam sebagai orang yang tidak tahu berterima kasih. Dia juga berusaha untuk mengalihkan topik pembicaraan, bahkan penguasa Mesir ini juga berusaha melemahkan mental nabi yang berasal dari bani Israil ini, yaitu dengan mengolok-olok dan menuduh nabi Musa `alaihissalam sudah gila.

Tanpa menghiraukan provokasi, tuduhan dan fitnah dari Fir’aun, nabi Musa `alaihissalam tetap fokus menyampaikan dakwahnya. Beliau `alaihissalam terus berdakwah dan melancarkan hujjahnya.

Fir’aun sudah tidak mampu membantah nabi yang bergelar ulul azmi tersebut di hadapan para pembesar dan rakyatnya. Akhirnya murkalah Fir’aun dan mengancam akan memenjarakan nabi Musa `alaihissalam jika beliau `alaihissalam masih menyembah Tuhan selain dirinya.

Ancaman Fir’aun ini ditujukan untuk menutupi kelemahannya dengan mengakhiri perdebatannya ketika itu. Nabi Musa `alaihissalam pun akan diseret menuju penjara. Namun akhirnya, Allah ﷻ menyelamatkan dan memuliakan beliau `alaihissalam.

Semoga kisah ini dapat menjadi pelajaran berharga untuk kita. (Kontributor :Dicky Dewata)