Jakarta - Mungkin kita pernah mendengar perkataan seperti tenang saja.. dosa tidak berjendol, kiamat masih lama, jilbabin hati dulu, dan yang semisalnya. Perkataan tersebut umumnya diucapkan oleh orang yang terkena syubhat. Adapun berikut ini mengisahkan orang-orang yang berjuang meraih dan mempertahankan hidayah.
Fir`aun dan para pembesar kaumnya bersepakat menantang nabi Musa `alaihissalam bertarung adu kesaktian. Pertarungan antara mukjizat nabi Musa `alaihissalam dengan para penyihir ulung yang ada di negeri kekuasaan Fir’aun.
Dikisahkan banyak sekali penyihir yang akan ikut bertarung kesaktian melawan nabi Musa `alaihissalam. Mereka berkumpul di tempat dan pada waktu dhuha di hari raya yang telah disepakati sebelumnya.
Fir’aun menjanjikan mereka akan mendapatkan kedudukan jika menang. Adapun nabi yang bergelar ulul azmi ini mendakwahi para penyihir tersebut sebelum pertarungan dimulai. Beliau `alaihissalam juga mengingatkan kebinasaan bagi orang yang mengada-adakan kedustaan.
Namun, pertarungan adu kesaktian tidak dapat dihindarkan. Banyak orang yang menyaksikannya. Para penyihir memulai aksinya. Allah ﷻ menjelaskan tentang sihir mereka dalam surah (ke-7) Al-A’raf ayat 116,
“…mereka menyihir mata orang banyak dan menjadikan orang banyak itu takut, karena mereka memperlihatkan sihir yang hebat (menakjubkan).”
Para penyihir berhasil menyihir seluruh hadirin, termasuk nabi Musa `alaihissalam pun ikut tersihir.
Ketika nabi yang berasal dari bani Israil ini merasa gentar, Allah ﷻ berfirman dalam surah (ke-20) Taha ayat 68-69, “Kami berfirman, ‘Janganlah kamu takut! Sungguh kamulah yang paling unggul (menang). Lemparkanlah apa yang ada di tangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka perbuat. Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu hanyalah tipu daya tukang sihir (belaka). Dan tidak akan menang penyihir itu, dari mana pun dia datang.’”
Ibnu Taimiyyah rahimahullah dalam Majmu’ al-Fataawa, menjelaskan bahwa para penyihir Mesir mengkhayalkan bentuk ular-ular kecil kepada seluruh manusia yang hadir saat itu. Padahal hakikat semua itu hanyalah tali-tali dan tongkat-tongkat kecil biasa. Dan ini berbeda dengan mukjizat yang Allah ﷻ anugerahkan kepada nabi Musa `alaihissalam. Tongkat beliau `alaihissalam dapat berubah menjadi wujud ular yang sangat besar. Ular besar tersebut pun memangsa semua tongkat dan tali yang dilemparkan oleh para penyihir.
Para penyihir pun kalah. Mereka menyadari bahwa kemampuan nabi Musa `alaihissalam bukanlah sihir. Ini adalah mukjizat dari Allah ﷻ. Kemudian, mereka pun tersungkur sujud, dan beriman kepada Tuhannya nabi Musa dan nabi Harun `alaihimus salam.
Semoga kisah ini dapat memotivasi kita untuk menjadi lebih baik. (Kontributor :Dicky Dewata)