Jurnas.com - Siapa sih yang tidak mau disebut sebagai hamba Allah Subhanahu wa ta`ala yang beriman? Namun, untuk mendapatkan predikat itu diperlukan usaha dan tekat kuat. Berikut ini mengisahkan orang-orang yang tegar di atas keimanan dan sanggup mempertahankannya.
Kita mengetahui nabi Musa `alaihissalam dengan mukjizatnya telah memenangkan pertarungan melawan para penyihir ulung di negeri Mesir. Para penyihir menyadari bahwa kemampuan nabi yang berasal dari bani Israil ini merupakan mukjizat dari Allah ﷻ. Sehingga mereka pun bertobat dan beriman kepada Tuhannya nabi Musa dan nabi Harun `alaihimus salam.
Fir’aun berusaha membendung pengaruh dakwah nabi Musa `alaihissalam atas peristiwa ini. Dia menuduh bahwa itu bukanlah pertarungan yang sesungguhnya. Dia juga memfitnah bahwa nabi yang bergelar ulul azmi ini adalah guru dari para penyihir tersebut. Mereka berniat merebut kekuasaan Mesir menjadi milik mereka.
Fir’aun pun memutuskan akan menghukum para mantan penyihir itu dengan siksaan yang pedih dan terus-menerus. Tangan dan kaki mereka akan dipotong dengan bersilang, dan akan disalibkan pada pangkal pohon kurma.
Dalam Tafsir Ibnu At-Thobari, para ulama menyebutkan bahwa rakyat Mesir saat itu menjadi gentar. Penyiksaan dengan pemotongan anggota tubuh secara menyilang baru pertama kali dilakukan oleh Fir’aun pada saat itu.
Allah ﷻ mengokohkan keimanan para penyihir yang telah bertobat ini. Mereka tidak takut mendengar ancaman siksa atau pun kematian. Selanjutnya, perkataan mereka yang mampu menggetarkan jiwa-jiwa muslim di masa setelahnya, diabadikan Al-Qur’an, diantaranya dalam surah (ke-20) Taha ayat 72-73,
"Mereka (para penyihir) berkata, "Kami tidak akan memilih (tunduk) kepadamu dibandingkan bukti-bukti nyata (mukjizat), yang telah datang kepada kami dan dari Allah yang telah menciptakan kami. Maka putuskanlah yang hendak engkau putuskan sekehendakmu. Sesungguhnya engkau hanya akan dapat memutuskan pada kehidupan di dunia ini saja. Sesungguhnya kami benar-benar telah beriman kepada Tuhan kami, agar Dia mengampuni kesalahan-kesalahan kami dan sihir yang telah engkau paksakan kepada kami untuk melakukannya. Dan Allah lebih baik (pahala-Nya) dan lebih kekal (azab-Nya).""
Fir’aun untuk yang sekian kalinya menunjukan kebengisannya. Dia pun melaksanakan ancamannya. Para mantan penyihir yang bertobat tersebut disiksa dan dibunuh.
Sebelum bertobat, mereka dulunya terbiasa melakukan praktik sihir. Sebagaimana yang kita ketahui, sihir termasuk salah satu bentuk kesyirikan terparah. Bahkan, dosanya lebih besar daripada berzina, membunuh atau durhaka kepada orang tua.
Hal ini diperparah lagi, mereka telah menggunakan sihir untuk menantang nabi Musa `alaihissalam bertanding kesaktian. Mereka juga mengharapkan balasan upah dari Fir’aun yang termasuk manusia paling dilaknat sepanjang masa.
Namun betapa luasnya rahmat Allah ﷻ. Mereka meraih cahaya hidayah dan bertaubat dengan tulus. Allah ﷻ pun mengampuni dan menghapuskan semua dosa mereka yang telah lalu. Bahkan Allah ﷻ memasukkan mereka ke dalam surga-Nya, walau mereka hanya berislam sesaat dari masa hidup mereka. Kisah mereka pun diabadikan di dalam Al-Qur’an. Hingga manusia dapat mengenang selamanya dan mendapatkan pelajaran.
Semoga Allah ﷻ menempatkan mereka di Surga-Nya yang tinggi. Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri kepada-Mu. (Kontributor :Dicky Dewata)