Jakarta - Sudah sepatutnya kita sebagai hamba-Nya untuk tidak sombong dan zhalim. Kita pun senantiasa memohon ampun dan bertobat atas semua kesalahan yang diperbuat. Sekelumit kisah ini menguraikan pertobatan yang sia-sia.
Telah kita ketahui, Fir’aun dan seluruh pasukannya ditenggelamkan Allah Subhanahu wa ta`ala ke dalam lautan. Sedangkan seluruh bani Israil selamat tiba di seberang laut Merah.
Hal ini karena Allah ﷻ telah memberikan mukjizat kepada nabi Musa `alaihissalam. Beliau `alaihissalam membelah lautan dengan pukulan tongkatnya. laut Merah yang membentang di hadapan bani Israil terbelah membentuk 12 jalur. Jalur yang terbentuk ini pun kering. Sehingga bani Israil yang terdiri dari 12 suku besar mudah melintasinya.
Masing-masing jalur diapit oleh dua dinding air yang menjulang bagaikan gunung, namun memiliki celah-celah. Setiap kabilah bani Israil pun dapat saling melihat dan memastikan keselamatan yang lainnya hingga tiba di seberang laut Merah.
Dinukil dari Al-Qur’an dalam surah (ke-10) Yunus ayat 90, mengisahkan ketika Fir’aun menyadari dan yakin akan tenggelam,
"…hingga ketika Fir`aun telah hampir tenggelam, dia berkata, "Aku percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh bani Israil, dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)."
Allah ﷻ mencelanya dan telah menetapkan hukum-Nya. Sebagaimana terdapat dalam surah (ke-10) Yunus ayat 91-92,
“Mengapa baru sekarang (kamu beriman), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang yang berbuat kerusakan. Maka pada hari ini Kami selamatkan jasadmu, agar kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang setelahmu. Tetapi kebanyakan manusia lengah dari tanda-tanda (kekuasaan) Kami.”
Berdasarkan Tafsir Al-Qurthubi, dikisahkan Allah ﷻ mengapungkan mayat Fir’aun ke permukaan laut Merah. Nabi Musa `alaihissalam dan seluruh bani Israil menyaksikan mayat Fir’aun dalam keadaan masih terbalut oleh jubah kebesarannya. Peristiwa ini terjadi pada hari Asyura tanggal 10 Muharam.
Berakhirlah Fir’aun laknatullah alaih dan semua pasukannya di dunia. Walau jasadnya tidak dimakamkan di kuburan tanah, namun ruh mereka tetap menerima azab di alam barzakh. Kemudian akan berlanjut menerima azab yang sangat pedih pada hari kebangkitan nanti. Allah ﷻ berfirman dalam surah (ke-40) Al-mukmin (Ghafir) ayat 46,
"Kepada mereka diperlihatkan neraka, pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat. (Lalu kepada malaikat diperintahkan), "Masukkanlah Fir`aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras!""
Apalah gunanya seseorang baru mau menyadari dan beriman ketika nyawa sudah sampai di kerongkongan dan kebinasaan sudah jelas tampak. Bertobat dan memohon ampun sebelum terlambat. Isi semua hari dengan kebaikan.
Semoga kisah ini bisa menjadi peringatan dan pelajaran berharga untuk kita. (Kontributor :Dicky Dewata)