• Oase

Perjalanan Sarat Ilmu Nabi Khidr AS dan Nabi Musa AS

Rizki Ramadhani | Minggu, 16/04/2023 15:02 WIB
Perjalanan Sarat Ilmu Nabi Khidr AS dan Nabi Musa AS Ilustrasi (foto:umma)

Jakarta - Semakin kita merenungkan tentang hikmah berbagai kisah di dalam Al-Qur’an, maka akan semakin banyak faidah yang didapatkan. Berikut ini sekelumit kisah tentang dua nabi mulia yang Allah Subhanahu wa ta`ala pertemukan.

Suatu keika nabi Khidr `alaihissalam ditemui nabi Musa `alaihissalam. Nabi yang diberikan Taurat ini menyampaikan keinginannya untuk belajar kepada nabi Khidr `alaihissalam. Belajar tentang ilmu yang tidak diketahui nabi Musa `alaihissalam. Nabi Khidr `alaihissalam pun mengijinkan dengan syarat harus bersabar dan tidak bertanya hingga dijelaskan.

Singkat cerita, keduanya `alaihimus salam telah bersepakat dan memulai perjalanan dari tepi laut. Kemudian, nabi yang penuh misteri ini melubangi perahu yang mereka tumpangi. Perahu itupun rusak. Selanjutnya keduanya melanjutkan perjalanan. Tiba-tiba sang guru `alaihissalam menarik seorang anak dan membunuhnya. Lalu, keduanya berjalan lagi. Tibalah di negeri yang penduduknya enggan menerima kedatangan mereka `alaihimus salam. Nabi Khidr `alaihissalam segera memperbaiki rumah yang hampir roboh dindingnya. Beliau tidak meminta imbalan dari penduduk negeri itu.

Setiap perbuatan nabi Khidr `alaihissalam mendatangkan keheranan yang luar biasa dalam diri muridnya. Wajar saja, karena perbuatan tersebut bertentangan dengan syariat di dalam Taurat. Haram hukumnya membunuh dan merusak kapal milik orang lain. Itu termasuk kesalahan dan kemungkaran yang besar. Setiap perbuatan sang gurupun tidak luput dari pertanyaan muridnya.

Maka nabi Khidr `alaihissalam menjelaskan berbagai alasan dan tujuan perbuatan atas hal-hal yang nabi Musa `alaihissalam tidak bisa bersabar dalam menghadapinya. Selanjutnya, terjadilah perpisahan antara sang guru dengan muridnya ini `alaihimus salam.

Al-Qur’an mengabadikan perkataan nabi Khidr `alaihissalam di akhir pertemuannya dengan nabi Musa `alaihissalam dalam surah (ke-18) Al-Kahfi ayat 82,

“…Itu semua dilakukan karena rahmat dari Tuhan-Mu, dan aku tidaklah melakukannya karena murni keinginanku…”

Artinya, nabi Khidr `alaihissalam melakukan semua perbuatan itu atas perintah dan wahyu dari Allah Azza wa Jalla, bukan kemauan beliau `alaihissalam sendiri, yang tidak diketahui sang murid. Dan nabi Musa `alaihissalam melakukan sesuatu berdasarkan ilmu yang diajarkan Allah ﷻ kepadanya, yang nabi Khidr `alaihissalam pun tidak ketahui.

Adapun syariat dan dakwah nabi Musa `alaihissalam ketika itu tidak berlaku untuk seluruh manusia. Tidak sebagaimana syari’at yang dibawa nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sehingga nabi Khidr `alaihissalam diperkenankan untuk tidak wajib mengikuti syari’at nabi Musa `alaihissalam.

Wallahu’alam.

Semoga Allah ﷻ mudahkan kita menyerap pelajaran dari sekelumit kisah ini. (Kontributor : Dicky Dewata)