Jakarta - Allah Subhanahu wa ta’ala menciptakan manusia dan jin untuk beribah kepada-Nya semata. Syariat yang ditetapkan juga bertujuan untuk kemaslahatan seluruh mahluk. Namun, ada saja manusia yang malah membuat tuhannya sendiri sebagaimana kisah berikut.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa bani Israil kembali durhaka kepada Allah ﷻ setelah nabi Hizqil bin Budzi `alaihissalam wafat. Mereka melakukan kesyirikan dengan menyembah berhala.
Kesyirikan semakin parah dan kerusakan moral tersebar luas di masyarakat. Maka, Allah ﷻ mengutus Ilyas `alaihissalam sebagai nabi dan rasul-Nya. Sebagaimana terdapat dalam surah (ke-37) Ash-Shaffat ayat 123,“Dan sesungguhnya Ilyas benar-benar termasuk salah seorang Rasul-Rasul.”
Beliau `alaihissalam diutus oleh Allah ﷻ kepada kaumnya. Umat nabi Ilyas `alaihissalam adalah bani Israil yang menyebar di Ba’labak.
Imam Saukani rahimahullah menjelaskan dalam Fathul Qadir, bahwa nabi Ilyas `alaihissalam diutus kepada penduduk Ba’labak.
Dalam kitab Jauber, Tarikhuha wa Hadliruha, sejarawan Baysir Mahjub al-Saudah menerangkan, bahwa kota ini dulunya bernama Fenesia (Phoenisia). Saat ini termasuk bagian timur negera Libanon, berbatasan sebelah barat Damaskus, Suriah.
Geografis negeri ini terletak di dekat perairan. Sehingga tidak heran jika penduduk Fenesia merupakan para pelaut terkenal. Kekayaan alam dan kemahiran melaut yang dikaruniakan Allah Azza wa Jalla tidak menjadikan mereka bersyukur dan beriman kepada Allah ﷻ.
Mereka kufur dan menyembah berbagai dewa dalam bentuk patung-patung. Salah satu berhala yang paling dipuja dan diagungkan adalah Ba’i. Ada juga yang menyebutnya Ba’al atau Ba’la.
Disebutkan berhala itu bentuknya seperti manusia. Di atas kepalanya ada topi pelindung dan memiliki dua tanduk. Di tangannya sedang memegang palu.
Nama kota Ba’labak sendiri diambil dari nama berhala teragung mereka tersebut. Kini, Ba’labak adalah sebuah kota tua yang memiliki bangunan menakjubkan dan berbagai peninggalan bersejarah. Masih bisa dijumpai sebuah bangunan altar bernama Heliopolis yang bermakna kota Matahari. Terdapat tiang-tiang berbatu pualam yang tidak ada yang semisalnya di dunia. Bangunan ini disinyalir merupakan tempat penyembahan bangsa Fenesia kepada berhala yang paling mereka puja itu.
Nabi Ilyas `alaihissalam berdakwah dan mengajak kaumnya untuk menyembah Allah ﷻ. Sebagaimana yang diabadikan Al-Qur’an dalam surah (ke-37) Ash-Shaffat ayat 124-128,
``(Ingatlah) ketika dia berkata kepada kaumnya, `Mengapa kamu tidak bertakwa? Patutkah kamu menyembah Ba’al (berhala) dan kamu tinggalkan sebaik-baik Pencipta, (yaitu) Allah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu yang terdahulu?` Tetapi mereka mendustakannya (Ilyas), maka sungguh, mereka akan diseret (ke neraka). Kecuali, hamba-hamba Allah yang ikhlas (menyembah Allah).``
Semoga kita mendapatkan pelajaran dari sekelumit kisah ini. (Kontributor : Dicky Dewata)