Jakarta - Manusia menginginkan dirinya menjadi salih. Bahkan juga mengharapkan memiliki keturunan yang salih pula. Kiprahnya akan membawa kebaikan untuknya, agama dan dunia. Sebagaimana kisah hamba yang salih berikut ini.
Nabi Sulaiman `alaihissalam adalah salah satu putera dari nabi Daud `alaihissalam. Beliau `alaihissalam merupakan anak yang salih. Tentu saja, ini termasuk anugerah terindah untuk nabi Daud `alaihissalam. Menjadi penyejuk mata bagi orang tuanya. Anak yang taat kepada Allah ﷻ dan senantiasa mendoakan orang tuanya.
Sebagaimana ayahnya, nabi Sulaiman `alaihissalam diangkat menjadi nabi utusan Allah ﷻ sekaligus raja bagi bani Israil. Beliau `alaihissalam sangat peduli memperhatikan rakyatnya. Juga sangat rajin beribadah. Maka, tidaklah berlebihan saat Allah ﷻ memuji beliau `alaihissalam dalam surah (ke-38) Shad ayat 30,
"Dan kepada Daud Kami karuniakan (anak bernama) Sulaiman; dia adalah sebaik-baik hamba. Sungguh, dia sangat taat (kepada Allah)."
Berdasarkan kitab Fathul Baari, Ibnu Hajar al-`Asqalani rahimahullah menjelaskan bahwa nabi Adam `alaihissalam membangun al-Masjid al-Haram. Setelah 40 tahun berselang, manusia pertama ini membangun al-Masjid al-Aqsha. Kemudian nabi Daud `alaihissalam melanjutkan pembangunan masjid al-Aqsha ini. Adapun proses penyelesaian pembangunannya oleh nabi Sulaiman `alaihissalam.
Dalam suatu riwayat yang sahih disebutkan, ketika nabi Sulaiman `alaihissalam membangun Baitul Maqdis, beliau `alaihissalam meminta tiga hal kepada Allah Azza wa Jalla. Beliau `alaihissalam memohon agar diberi taufik dalam memutuskan hukum yang sesuai dengan hukum Allah ﷻ. Selanjutnya, beliau `alaihissalam meminta dianugerahi kerajaan yang tidak patut diberikan kepada siapapun setelahnya. Yang terakhir, beliau `alaihissalam berdoa agar tidak ada seorang pun yang datang untuk salat di Baitul Maqdis, kecuali agar Allah ﷻ mengeluarkannya dari dosanya, seperti hari kelahirannya.
Adapun dua permintaan telah dikabulkan Allah Azza wa Jalla. Nabi Muhammad shallallahu `alaihi wasallam berharap Allah ﷻ juga mengabulkan permintaan yang terakhir itu.
Masjid yang menjadi tempat bersejarah saat peristiwa Isra’ Rasulullah ﷺ ini termasuk salah satu dari tiga masjid yang memiliki nilai khusus dalam dunia Islam. Al-Masjidil Haram, Masjidil Aqsha, dan Masjid Nabawi tidak mungkin disamakan dengan masjid yang lainnya.
Berdasarkan HR. Bukhari dan Muslim, nabi tercinta Muhammad ﷺ bersabda,”Tidak boleh mengadakan perjalanan atau safar (untuk mencari keberkahan pada suatu tempat) kecuali menuju ke ketiga masjid: Al-Masjid Al-Haram, masjid Ar-Rasul shallallahu alaihi wasallam, dan masjid Al-Aqsha.”
Demikian istimewanya tiga masjid tersebut. Para hamba yang melaksanakan salat di dalamnya mendapat pahala yang dilipat gandakan.
Sebagaimana hadits sahih dalam musnad imam al-Bazzar rahimahullah, yang diriwayatkan Abu Darda radhiyallahu ‘anhu,“Keutamaan salat di Al-Masjidil Haram 100.000 kali salat dibandingkan dengan masjid lainnya. Keutamaan salat di Masjidku (Masjid Nabawi) 1.000 kali salat dibandingkan dengan masjid lainnya. Dan keutamaan salat di Masjid Baitil Maqdis 500 kali salat dibandingkan dengan masjid lainnya.“
Semoga Allah ﷻ menjadikan kita sebagai anak salih dan diberikan kemampuan untuk berziarah dan memakmurkan ketiga masjid tersebut. (Kontributor : Dicky Dewata)