• Oase

Manna dan Salwa, Hidangan Istimewa dari Langit

Rizki Ramadhani | Jum'at, 12/05/2023 15:02 WIB
Manna dan Salwa, Hidangan Istimewa dari Langit Burung Salwa (foto:akurat)

Jakarta - Al-Qur’an menyebut beberapa hewan dengan peran dan tugas masing-masing. Itu semua akan membawa manfaat lebih jika manusia berpikir dan merenungi kebesaran Allah Rabbul `alamin terhadap alam ini.

Burung salwa memiliki keistimewaan dan disebut di dalam Al-Qur’an. Penyebutannya diiringi dengan manna. Keduanya disebut secara jelas oleh Al-Qur’an pada tiga ayat dalam tiga surah yang berbeda, yaitu Al-Baqarah [2] ayat 57, Al-A’raf [7] ayat 160 dan Taha [20] ayat 80.

“…Kami menurunkan kepadamu manna dan salwa…” (Q.S. Al-Baqarah [2] ayat 57).

Manna dan salwa merupakan salah satu nikmat yang diturunkan dari langit kepada nabi Musa `alaihissalam dan umatnya. Manna adalah makanan yang rasanya manis seperti madu. Para ulama tafsir dan mayoritas ulama lainnya rahimakumullah juga sepakat bahwa kata salwa menunjukkan salah satu jenis burung yang mirip dengan burung thamani (burung puyuh). Dagingnya lembut dan enak.

Dikisahkan manna dan salwa diturunkan di padang Tih. Padang Tih adalah suatu lembah yang letaknya antara Syam dan Mesir. Kedua hidangan ini diturunkan oleh Allah ﷻ setiap hari (kecuali hari Sabtu).

Semua hidangan pun tidak pernah kurang walau dikonsumsi setiap hari. Karena itu, umat nabi Musa `alaihissalam tatkala itu tidak perlu bersusah payah, apalagi saling berebut untuk mendapatkannya. Kebutuhan pangan mereka telah dicukupi oleh Allah ﷻ.

Al-Qur’an menjelaskan dalam surah (ke-5) Al-Ma’idah ayat 20,“…Dan (Dia) memberikan kepada kamu apa yang belum pernah diberikan kepada seorang pun diantara umat yang lain.”

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu dan imam Mujahid rahimahullah, menjelaskan “yang belum pernah diberikan kepada seorang pun diantara umat yang lain” pada ayat tersebut adalah manna, salwa, batu (batu yang mengalirkan 12 pancaran air untuk 12 kabilah bani Isra’il) dan (naungan) awan.

Al-Qur’an selalu menyebut manna dan salwa secara bersamaan. Ini disebabkan keduanya sangat penting dan saling mendukung bagi tubuh manusia. Manna mengandung karbohidrat nabati, sedangkan salwa mengandung protein hewani. Keduanya berfungsi sebagai kekuatan tubuh dan membangun sel darah merah dan putih dalam tubuh manusia. Salwa juga berhasiat untuk memperlancar pencernaan. Bahkan salwa lebih baik dibandingkan daging ternak.

Tingginya kandungan protein dan rendahnya kandungan lemak menyebabkan daging burung dapat dijadikan sebagai pilihan pemenuh kebutuhan protein hewani bagi manusia. Sedangkan karbohidrat nabati yang terdapat dalam Manna sebagai sumber energi untuk aktivitas tubuh.

Melihat pada fakta, bani Israil mengkonsumsi kedua hidangan ini selama 40 tahun. Seluruh kebutuhan pangan mereka terpenuhi dengan sempurna. Kedua makanan ini mencukupi kebutuhan nutrisi bagi bani Israil. Sehingga pertumbuhan raga dan otaknya bisa maksimal. Di sisi lain tidak memiliki pengaruh negatif. Makanan ini halal dan baik (thayib) bagi manusia.

Dijelaskan pula hikmah lainnya, bahwa salwa ini juga dapat melembutkan hati bani Israil agar tidak sekeras sebelumnya, jika mereka mau bersyukur.

Dengan menyebut nama Allah ﷻ. Berikanlah rezeki yang halal dan baik (thayib) kepada seluruh kaum muslimin. Engkaulah sebaik-baik pemberi rezeki. (Kontributor : Dicky Dewata)