JAKARTA - Ibu kota India New Delhi pada Rabu mulai mengevakuasi ratusan penduduk karena risiko banjir karena curah hujan yang tinggi telah meningkatkan ketinggian air di sungai yang mengalir melalui kota itu, kata menteri utamanya.
Sungai Yamuna telah naik di atas "tanda bahaya" dan menenggelamkan beberapa daerah yang bersebelahan di ibu kota berpenduduk 20 juta orang itu, kata Ketua Menteri Arvind Kejriwal, menambahkan bahwa ketinggian air telah melonjak ke level tertinggi dalam 45 tahun.
Pada hari Rabu, orang-orang yang tinggal di rumah darurat di tepi sungai meletakkan barang-barang mereka di atas sepeda dan traktor dan pindah ke beberapa dari 2.500 kamp bantuan yang didirikan di kota tersebut.
"Tingkat air terus naik dan ada situasi seperti banjir saat ini kemungkinan akan naik lagi," kata Kejriwal kepada wartawan saat dia meminta mereka yang tinggal di dekat sungai untuk meninggalkan rumah mereka.
Orang-orang yang tinggal di tepi Yamuna mengarungi sepanjang jalur banjir, dengan hewan peliharaan di bahu dan panci dan wajan di tangan mereka, dan menaiki tangga untuk mencapai puncak jembatan saat permukaan air membengkak.
Negara-negara bagian di dekat Delhi telah menerima rekor curah hujan sejauh musim monsun ini yang dimulai 1 Juni, dengan Punjab dan Himachal Pradesh masing-masing mencatat curah hujan 100% dan 70% lebih banyak daripada rata-rata, kata Departemen Meteorologi India (IMD).
Sedikitnya 88 orang tewas di Himachal Pradesh sejak hujan mulai turun pada 24 Juni, lapor kantor berita ANI. Banjir bandang di negara bagian itu selama akhir pekan merobohkan jembatan dan menghanyutkan beberapa gugusan gubuk tempat tinggal.
Delhi juga telah mencatat curah hujan 112% di atas rata-rata sejauh ini, menurut IMD. Penghalang telah dipasang di daerah perumahan Civil Lines, di mana beberapa menteri kabinet termasuk Kejriwal tinggal, untuk mencegah air sungai yang meluap membanjiri jalan-jalan, kata pernyataan pemerintah kota.