JAKARTA - Dokter spesialis gizi klinik Marini Siregar, SpGK mengatakan, menjaga pola hidup sehat, khususnya pola asupan, merupakan salah satu hal utama yang perlu dilakukan oleh penderita diabetes (diabetisi). Sebab, peningkatan atau penurunan kadar gula darah secara drastis bisa saja mengancam jiwa jika tidak mendapatkan penanganan segera.
Kadar gula yang tinggi, lanjut Dr. Marini, merupakan sebab utama diabetes. Ia pun menekankan pentingnya peningkatan awareness masyarakat terkait penyakit silent killer atau penyakit yang diam-diam mematikan ini. Terlebih bagi para diabetisi, penting untuk mengetahui cara mencukupi nutrisi harian tanpa takut terjadi peningkatan dan penurunan kadar gula drastis.
“Diabetes merupakan penyakit yang ‘akrab’ kita dengar, padahal sebenarnya merupakan silent killer yang berbahaya. Diabetes, baik diabetes tipe 1 maupun 2, dapat menyebabkan berbagai komplikasi yaitu penyakit kardiovasukular, stroke, penyakit syaraf (neuropati), penyakit ginjal (nefropati), dan penyakit mata (retinopati),” kata Dr. Marini dalam media briefing, di kawasan Menteng, Jakarta, Rabu (25/7/23).
Dr. Marini memaparkan, terdapat dua jenis diabetes, yaitu diabetes tipe 1 dan 2. Diabetes tipe 1 disebabkan oleh kurangnya hormon insulin dalam tubuh yang dihubungkan dengan proses autoimun serta sangat dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan.
"Sedangkan pada diabetes tipe 2, tubuh dapat menghasilkan insulin secara normal, tetapi insulin dapat tidak digunakan secara normal. Kondisi ini dikenal juga sebagai resistensi insulin," papar dr. Marini.
“Masyarakat perlu mengenal gejala-gejala diabetes agar segera mendapatkan penanganan yang tepat. Beberapa gejala yang mudah dikenali seperti rasa haus dan lapar yang berlebih, sering buang air kecil, penurunan berat badan secara tiba-tiba, lemah badan, cepat lelah, penglihatan mulai kabur, luka sembuh secara lambat, gatal–gatal pada kulit,” sambungnya.
Bagi mereka yang sudah memiliki faktor risiko diabetes, kata Dr Marini, perlu lebih memperhatikan apakah gejala-gejala tersebut sudah mulai dirasakan oleh tubuh. Adapun beberapa faktor risiko diabetes meliputi riwayat keluarga, usia (> 45 tahun), riwayat diabetes melitus gestasional atau melahirkan bayi BBL > 4000 gr, berat badan berlebihn (obesitas), aktivitas fisik kurang, diet yang tidak sehat, serta mereka yang memiliki riwayat penyakit kardiovaskular 2,3.
Dr Marini menekankan bila seseorang memiliki faktor risiko diabetes, ia hendaknya menjalani gaya hidup sehat, seperti pemilihan asupan makanan yang seimbang kandungan nutrisinya serta berolah raga.
“Olahraga yang dilakukan tidak perlu yang berat, bisa berbentuk jalan sehat, lari, atau bersepeda. Selain itu, kita juga harus bisa mengelola stres, karena saat stres, kadar gula darah akan naik, sehingga pada akhirnya tidak bisa mengelola diabetes dengan baik pula,” jelas dr. Marini.
Selain itu, lanjut dr. Mariani, masyarakat dan para diabetisi juga perlu menjauhi alkohol dan rokok karena keduanya mampu memicu diabetes untuk berkomplikasi menjadi penyakit yang lebih parah, seperti penyakit jantung, stroke, hingga penyakit mata.
“Di luar itu semua, yang juga menjadi kunci utama adalah memperhatikan asupan makanan sehat untuk diabetisi. Makan sehat sangat penting, karena apa yang kita makan mempengaruhi kadar gula darah. Makanan harus memiliki zat gizi seimbang,” kata dr. Marini.
“Sebisa mungkin, setiap kali makan, asupan makanan terdiri dari makanan sumber karbohidrat , protein, sayur dan buah. Jenis karbohidrat yang diasup juga merupakan hal yang penting karena sangat mempengaruhi kadar gula darah. Idealnya kaya akan serat, vitamin, mineral serta rendah akan gula tambahan, lemak ataupun sodium” pungkasnya.