JAKARTA - Norwegia dan Finlandia menghadapi rekor wabah flu burung tahun ini yang telah membunuh ribuan burung camar dan spesies lainnya, membahayakan ternak dan membatasi perjalanan di beberapa daerah, kata para pejabat.
Avian influenza, biasa disebut flu burung, telah beredar di seluruh Eropa dalam beberapa tahun terakhir, menyebabkan pemusnahan jutaan unggas pada bulan Mei dan Juni di peternakan Prancis saja dan mempengaruhi pasokan daging dan telur unggas.
Pejabat di kota Kutub Utara Vadso, bagian dari daerah Finnmark Norwegia, mengatakan mereka telah mengumpulkan lebih dari 10.000 burung mati di daerah tersebut dan Otoritas Keamanan Pangan Norwegia pada hari Kamis memberlakukan larangan perjalanan yang mencakup tiga cagar alam.
"Wabah yang kita lihat di berbagai tempat di Finnmark tahun ini jauh lebih besar daripada yang kita lihat di masa lalu di Norwegia," kata Ole-Herman Tronerud, kepala petugas hewan di otoritas Keamanan Pangan Norwegia.
Strain virus H5N1 telah menyebar di antara unggas dan burung liar selama bertahun-tahun tetapi ada wabah sporadis yang dilaporkan secara global pada mamalia seperti kucing, cerpelai, dan berang-berang.
Negara tetangga Finlandia juga mengatakan burung liar sangat terpengaruh dan strain H5N1 kini telah ditemukan di 20 peternakan bulu, naik dari 12 awal pekan ini.
"Patogen itu dikonfirmasi sebagai varian yang beredar terutama di antara burung camar," kata kementerian urusan sosial dan kesehatan Finlandia dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu.
Tiga badan PBB bulan ini memperingatkan bahwa wabah secara global menimbulkan kekhawatiran bahwa virus mungkin lebih mudah beradaptasi untuk menginfeksi manusia, dan mendesak negara-negara untuk memperkuat pengawasan penyakit dan meningkatkan kebersihan di peternakan unggas.
Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan bahwa risiko terhadap manusia dari H5N1 tetap rendah, tetapi laporan infeksi pada mamalia perlu dipantau secara ketat.