JAKARTA - Islam adalah sebuah agama yang menjunjung tinggi wasiat dan nasihat. Betapa banyak dalil-dalil dari Al-Qur’an maupun hadits yang membuktikan hal tersebut. Salah satunya adalah sabda Rasulullah ﷺ yang menyebutkan bahwasannya agama Islam itu sendiri adalah nasihat.
Rasulullah ﷺ bersabda:
الدين النصيحة، قلنا: لمن؟ قال: لله ولكتابه ولرسوله ولأئمة المسلمين وعامتهم
“[Agama adalah nasihat] Kami (para sahabat) berkata: “untuk siapa?” beliau menjawab: [untuk Allah, kitab-Nya, rasul-Nya, dan untuk pemerintah kaum muslimiin dan rakyatnya.” (H.R Muslim).
Hadits ini menunjukkan bahwasannya nasihat memiliki peran yang begitu penting dalam agama. Seperti dalam suatu hadits lain dimana Rasulullah ﷺ bersabda: “Ibadah haji adalah (wukuf) arafah” hal itu dikarenakan pentingnya wukuf arafah, dimana ia adalah rukun paling agung dalam ibadah haji yang tak bisa lepas darinya. Begitu pula nasihat, seakan-akan ia adalah sebuah rukun yang tak bisa dipisahkan dengan agama.
Selain itu, ternyata nasihat pun dapat ditujukan kepada lebih dari satu tujuan. Sebagaimana yang Rasulullah ﷺ sebutkan bahwasanya sebuah nasihat memiliki lima tujuan, yaitu untuk Allah, kitab-Nya, rasul-Nya, pemerintah kaum muslimiin dan rakyatnya.
Lantas, apa sebenarnya yang dimaksud dengan nasihat kepada yang telah disebutkan ini?
Sebagaimana yang telah dikutip dari kitab Fathul Qowiyyil Matiin, Syaikh Abi ‘Amr bin Sholah telah memberikan penjelasan yang begitu baik mengenai perkara ini.
1. Nasihat untuk Allah ﷻ
Nasihat untuk Allah ﷻ yang dimaksud adalah dengan mentauhidkan-Nya yaitu beriman bahwasanya Dialah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah dengan benar, serta dengan mensifati-Nya dengan sifat-sifat-Nya yang sempurna dan mensucikannya dari apa-apa yang tidak pantas bagi-Nya. Begitu pula dengan mentaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Dan beramal, baik itu amalan dunia maupun akhirat, seluruhnya ditujukan hanya kepada-Nya.
2 Nasihat untuk kitab-Nya
Yaitu beriman kepada kandungan dari kitab suci Al-Qur’an dan mengagungkannya. Serta membacanya dengan kaidah bacaan yang benar, namun tak sekedar membaca, melainkan juga mentadabburi kandungan ayat-ayatnya dan mempelajari ilmu-ilmu yang tercantum di dalamnya dan tak lupa kian berusaha untuk selalu mengamalkannya dalam kehidupan.
Nasihat untuk rasul-Nya.
3 Seperti nasihat untuk kitab-Nya, bahwasannya kita harus beriman kepada Rasulullah ﷺ dan membenarkan apa-apa yang ia kabarkan. Begitu pula memuliakannya dan menghormatinya sebagaimana mestinya. Serta dengan menjalani perintahnya dan menjauhi larangannya, dan kian berusaha untuk menghidupkan sunnah-sunnahnya dalam kehidupan kita.
4. Nasihat untuk pemerintah kaum muslimiin
Bentuk nasihat untuk pemerintah kaum muslimiin adalah dengan membantunya dalam menegakkan kebenaran dan mentaatinya, serta mengingatkan dengan lembut jika mereka berbuat salah dan bukan dengan cara mencelanya. Kemudian yang tak kalah penting, senantiasa berdoa kepada Allah ﷻ agar memberikan taufiq kepada mereka.
5. Nasihat untuk rakyat kaum muslimiin
Yaitu dengan menuntun mereka kepada kebaikan, mengajarkan mereka perkara-perkara agama dan dunia yang bermanfaat, menutup aib-aib mereka, membantu mereka jika mereka dalam keadaan yang sulit, dan seluruh kebaikan yang ingin kita dapatkan untuk diri kita sendiri, maka hendaknya kita berusaha untuk memberikan kebaikan tersebut kepada saudara kita sesama muslim pula.
Itulah pentingnya nasihat dalam agama kita, ia adalah sebuah rukun yang tak bisa dilepaskan dari agama. Ingatlah apa yang Allah ﷻ firmankan dalam surat Al-‘Asr, bahwasannya manusia seluruhnya berada dalam kerugian, kecuali oerang-orang yang beriman, mengerjakan amal shalih, dan saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran. Allahu a’lam.(Kontributor:Laksana Ibrahim/Alumni Pesantren Al Irsyad - Tengaran)