• Bisnis

Gandeng TP PKK, NFA Kembangkan Desa B2SA, Ini Tujuannya

Eko Budhiarto | Selasa, 12/09/2023 09:56 WIB
Gandeng TP PKK, NFA Kembangkan Desa B2SA, Ini Tujuannya Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi NFA Nyoto Suwignyo

JAKARTA— Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) telah menggandeng Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) untuk melaksanakan Program Pengembangan Desa B2SA. Program ini dilakukan untuk memastikan seluruh masyarakat memiliki akses terhadap pangan yang cukup dan gizi seimbang.

"Kita edukasi masyarakat tentang pentingnya pola konsumsi pangan yang sehat dan aman, dengan komposisi gizi yang seimbang sesuai dengan keunggulan pangan lokal daerahnya masing-masing,” ujar Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi NFA Nyoto Suwignyo saat menghadiri Rapat Koordinasi TP PKK, di Jakarta, Senin (11/9/2023).

Nyoto mengatakan, NFA berkomitmen untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pangan yang berkualitas. Adapun program kegiatan seperti Gerakan Selamatkan Pangan dan Pengembangan Desa B2SA adalah bagian dari upaya tersebut.

“Makanan adalah hak dasar setiap individu, namun masih ada saudara kita yang mengalami kelaparan atau kekurangan gizi (stunting), untuk mengatasi hal tersebut, NFA telah mengedepankan 3 langkah sebagaimana disampaikan Kepala NFA Bapak Arief Prasetyo Adi pada United Nation Food System Summit +2 Stock Taking Moment di Roma yaitu Better Nutrition, Better Behavior, dan Better Collaboration.” ujar Nyoto.

Ia menjelaskan Better Nutrition dilakukan melalui peningkatan konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman (B2SA) sejak dini untuk menjamin masa depan sumber daya manusia (SDM) Indonesia. Dimana dalam melaksanakannya perlu dilakukan perubahan perilaku atau Better Behavior oleh masyarakat dalam mengonsumsi pangan.

“Upaya ini tentu tidak dapat dilakukan sendiri, sehingga diperlukan Better Collaboration di antara pemerintah, organisasi, akademisi, masyarakat, dan media." ungkapnya.

Sebagai langkah konkret, NFA bergerak bersama 70 TP PKK di berbagai daerah melalui Program Pengembangan Desa B2SA, "Kita edukasi masyarakat tentang pentingnya pola konsumsi pangan yang sehat dan aman, dengan komposisi gizi yang seimbang sesuai dengan keunggulan pangan lokal daerahnya masing-masing.” imbuhnya.

Diungkapkan Nyoto, berdasar Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2022, kekurangan gizi di Indonesia terbagi dalam 3 kategori, yakni stunting dengan prevalensi 21,6%, disusul wasting 7,7%, dan 17,1% pada underweight. Sehingga penting dilakukan edukasi, sosialisasi serta promosi pola konsumsi B2SA.

Ia menyebutkan terdapat 75 lokasi di 34 Provinsi  dengan sasaran di 70 lokus intervensi stunting dan rentan rawan pangan, dimana 5 diantaranya diambil sebagai Daerah Percontohan Rumah Pangan B2SA yaitu Sumatera Utara, Aceh, Bengkulu, Nusa Tenggara Timur dan Kalimantan Tengah. Melalui Rumah Pangan B2SA tersebut, akan dilaksanakan pemberian makanan dengan menu B2SA secara rutin sebanyak 38 kali kepada anak sekolah tingkat dasar, balita serta ibu hamil dan menyusui.

“Sasaran utamanya adalah anak usia SD untuk disiapkan menjadi SDM berkualitas unggul di 20 tahun mendatang. Jangan sampai anak-anak penerus kita kekurangan gizi. Langkah ini kita ambil selaras dengan arahan Bapak Presiden Joko Widodo yang menekankan peningkatan status gizi secara komprehensif generasi muda menuju Generasi Emas 2045.” papar Nyoto.

Selain Rumah Pangan B2SA, disebutkan pula Teras serta Gerai Pangan B2SA yang berintegrasi dengan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) dalam pendistribusian produk pangan lokal yang akan membuka peluang untuk menyejahterakan warga sekitar. Setidaknya terdapat 1 Gerai Pangan yang akan disiapkan pada 70 Desa Pangan B2SA.

“Jadi TP PKK bersama pemerintah desa dan sekolah bisa memanfaatkan Teras Pangan untuk ditanami komoditas sayur, ubi, atau sebagai tempat budidaya ikan atau unggas. Nanti hasilnya diserahkan ke Gerai Pangan untuk diperjual-belikan. Ada juga yang dibawa ke Rumah Pangan untuk diolah menjadi menu B2SA, lalu dibagikan kepada anak-anak sekolah dan warga termasuk balita dan ibu hamil.” papar Nyoto.

Lebih jauh ia menuturkan, Indonesia menghasilkan 23-48 juta ton sampah makanan per tahun yang seharusnya bisa dikonsumsi 61-125 juta orang. Berangkat dari data tersebut NFA bersama Pemerintah Daerah, TP PKK, dan asosiasi di bidang ritel kemudian juga menginisiasi penyaluran pangan berlebih kepada masyarakat yang membutuhkan melalui Gerakan Selamatkan Pangan.

“Penyaluran pangan berlebih lewat penyediaan mobil logistik pangan dan food truck di wilayah piloting Jabodetabek sejak akhir Desember sampai awal September 2023 sudah berhasil menyelamatkan pangan sebesar 50,3 ton. Rencananya kegiatan ini akan diperluas ke 12 ibukota provinsi, ada Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Bali, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, juga Kalimantan Timur.” pungkas Nyoto.

 

Keywords :


B2SA NFA
.
Nyoto Suwignyo