JAKARTA - Juara Grand Slam dua kali Simona Halep dilarang hingga Oktober 2026 karena dua pelanggaran aturan anti-doping yang terpisah, kata Badan Integritas Tenis Internasional (ITIA).
Mantan juara Wimbledon dan Prancis Terbuka berusia 31 tahun asal Rumania itu diskors sementara sejak Oktober 2022 setelah dinyatakan positif menggunakan roxadustat penambah darah yang dilarang di AS Terbuka tahun lalu.
“(Tuduhan) pertama terkait Adverse Analytical Finding (AAF) atas zat terlarang roxadustat di US Open 2022, dilakukan melalui tes urine rutin selama kompetisi,” kata ITIA dalam keterangannya, Selasa (12/9/2023).
Simona Halep membantah keras dengan sengaja mengonsumsi zat terlarang tersebut dan mengatakan dia memiliki bukti yang menunjukkan bahwa sejumlah kecil obat anemia memasuki sistem tubuhnya dari suplemen berlisensi yang terkontaminasi.
“Pengadilan menerima argumen Simona Halep bahwa mereka telah mengonsumsi suplemen yang terkontaminasi, namun memutuskan bahwa volume yang dikonsumsi pemain tidak dapat menghasilkan konsentrasi roxadustat yang ditemukan dalam sampel positif. ”
“Tuduhan kedua terkait kejanggalan pada Paspor Biologi Atlet (ABP) Halep,” imbuh ITIA.
Dikatakan bahwa tuduhan ABP juga dikuatkan karena tiga ahli independen sepakat bahwa “kemungkinan doping” adalah penjelasan atas ketidakberesan dalam profil Simona Halep.
Kasus ini masih dapat diajukan banding.
Simona Halep mencapai peringkat satu WTA pada tahun 2017.
Dia memenangkan Wimbledon pada tahun 2019, mengalahkan juara utama 23 kali Serena Williams di final, setahun setelah memenangkan Prancis Terbuka. (*)