QUETTA - Sebuah bom bunuh diri di Pakistan menewaskan sedikitnya 52 orang dan melukai lebih dari 50 orang pada hari Jumat, 29 September 2023, di sebuah acara keagamaan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad di provinsi bergolak yang berbatasan dengan Afghanistan, kata pejabat kesehatan dan polisi.
Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan yang terjadi di tengah meningkatnya serangan oleh kelompok militan di Pakistan, sehingga meningkatkan risiko bagi pasukan keamanan menjelang pemilu nasional yang dijadwalkan pada Januari tahun depan.
Beberapa jam setelah ledakan bunuh diri di provinsi Balochistan, ledakan lain terjadi di sebuah masjid di provinsi Khyber Pakhtunkhwa yang juga berbatasan dengan Afghanistan, kata para pejabat, menewaskan sedikitnya dua orang.
Atap masjid runtuh akibat ledakan tersebut, stasiun penyiaran lokal Geo News melaporkan, dan menambahkan bahwa sekitar 30 hingga 40 orang terjebak di bawah reruntuhan.
Pakistan mengalami kebangkitan kembali serangan yang dilakukan oleh militan Islam sejak tahun lalu ketika gencatan senjata gagal antara pemerintah dan Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP), sebuah organisasi payung dari berbagai kelompok Islam garis keras Sunni.
TTP, yang telah melakukan beberapa serangan paling berdarah di Pakistan sejak pembentukannya pada tahun 2007, membantah bahwa mereka melakukan serangan hari Jumat di Balochistan.
Setidaknya 58 orang terluka dalam ledakan di Balochistan, kata Abdul Rasheed, seorang pejabat kesehatan distrik, seraya menambahkan bahwa jumlah korban bisa bertambah karena banyak orang berada dalam kondisi serius.
Tayangan televisi setelah serangan itu menunjukkan ratusan orang membantu korban luka dengan memasukkan ambulans.
“Pembom meledakkan dirinya di dekat kendaraan Wakil Inspektur Polisi,” kata Munir Ahmed, wakil inspektur jenderal polisi, kepada Reuters.
Pada bulan Juli, lebih dari 40 orang tewas dalam serangan bom bunuh diri di provinsi barat laut Khyber Pakhtunkhwa pada pertemuan partai politik keagamaan.