MALAYSIA - Rangkaian pertemuan Asean Ministers on Agriculture and Forestry (AMAF) ke-45 sukses digelar di Kuala Lumpur, Malaysia pada 2-6 Oktober 2023. Dalam pertemuan ini, Indonesia dan beberapa negara lainya sepakat untuk memperkuat sektor pertanian melalui penggunaan teknologi mekanisasi.
Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa penggunaan teknologi perlu dilakukan untuk mendukung pertanian tangguh dan berkelanjutan, terutama pada pengembangan demonstrasi dan diseminasi.
"Indonesia sendiri mendorong semua negara Asean untuk meningkatkan teknologi pertanian digital, ekonomi sirkular, energi biomassa, pengurangan emisi gas rumah kaca dan pengendalian hama terpadu," ujar Dedi, Sabtu (07/10/23).
Dedi mengatakan, dukungan implementasi ASEAN terhadap regional guidelines for sustainable agriculture juga perlu dilakukan dengan basis pengembangan sumber daya manusia untuk membangun sistem pertanian, kehutanan dan pangan yang jauh lebih tangguh.
"Saya juga optimis dengan proyek AJMAF dengan program midori terutama dalam membuka jalan menuju pembangunan pertanian yang lebih baik lagi ke depannya," katanya.
Diketahui, MIDORI Cooperation Plan adalah kerjasama bentuk perayaan 50 tahun hubungan ASEAN dan Jepang. Program ini mengusung tema AJMAF enhancing resilient and sustainable agriculture and food systems for ensuring regional food security atau yang dikenal dengan MIDORI.
"Proyek kerja sama ini juga sangat sejalan dan menjadi salah satu bentuk implementasi nyata dari asean leaders declaration. Salah satunya menekankan pentingnya penguatan ketangguhan dan keberlanjutan jangka panjang Agri-food System di Kawasan ASEAN," katanya.
Dedi menambahkan, Indonesia mendukung perkembangan implementasi kerja sama ASEAN Plus Three Cooperation Strategy (APTCS) Framework on Food, Agriculture, and Forestry dan mendorong Negara APT untuk terus menguatkan strategi-strategi utama kerjasama asean.
"Dukungan kami di antaranya mencakup promosi pertanian sirkular dan berkelanjutan, pengelolaan hutan berkelanjutan, pengurangan penggunaan agrokimia berbahaya, dekarbonisasi, pemanfaatan teknologi digital, memerangi resistensi Antimicrobial, dan menjamin keberlanjutan sumber daya tanah dan air," katanya.
Secara khusus, Indonesia juga mengapresiasi kerja sama ASEAN-China dalam program Action Plan on Green Agricultural Development dan ASEAN China Joint Statement on Food Security Cooperation yang telah diadopsi oleh para Leaders pada tahun 2022.
"Kami menyampaikan apresiasi terhadap kemajuan yang telah dicapai dalam implementasi Plan of Action 2022-2023, dan mendukung pengesahan Plan of Action Kerjasama ASEAN-Tiongkok di bidang SPS untuk tahun 2024-2025. Indonesia optimis bahwa MoU ini akan memperdalam kerja sama kita di bidang SPS dalam menjamin ketahanan pangan termasuk keamanan pangan di kawasan," jelasnya.
Sebagai informasi, pertemuan ini dipimpin Datuk Seri Haji Mohamad Bin Sabu selaku Minister of Agriculture and Food Security Malaysia.
Sementara Delegasi Indonesia dihadiri Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi dan Kepala Biro Kerja Sama Luar Negeri Ade Candradijaya sebagai Contact Point SOM AMAF Indonesia. Turut hadir di antaranya perwakilan Kementerian Luar Negeri, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Badan Riset dan Inovasi Nasional, serta Badan Karantina Nasional.