SURABAYA – Didapuk sebagai Dewan Pembina Pagar Nusa, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo di hadapan ribuan pendekar Pagar Nusa berpesan, tugas mereka harus bisa menjadi anggota perguruan pencak silat yang mampu menjaga dan mendamaikan suasana. Ini menyusul seringnya masyarakat mendengar serta membaca kasus tawuran dan konflik antar anggota perguruan pencak silat terjadi di Indonesia. Terlebih memasuki tahun politik jelang Pilpres 2024 mendatang. Hal itu diungkapkan Presiden Joko Widodo saat digelar Ijazah Kubro dan Pengukuhan Pimpinan Pusat Pagar Nusa Nahdlatul Ulama, masa khidmah 2023-2028.
"Saya titip, kita semuanya harus menjaga jangan sampai yang sering kita baca, yang sering kita dengar, antar perguruan pencak silat berantem, berkelahi. Tapi saya sakin Pagar Nusa tidak ada yang seperti itu. Justru menjaga, justru mendamaikan. Setuju?," ajak Presiden Joko Widodo, yang didaulat sebagai Dewan Pembina Pagar Nusa Nahdlatul Ulama masa khidmah 2023-2028, di lapangan Jala Krida Mandala Bumimoro, Minggu (22/10/2023).
Presiden juga meminta Pemilu serentak di tahun 2024 harus dijaga bersama dengan baik. Para pendekar Pagar Nusa juga diminta untuk memantau dan menolak setiap fitnah, hoax, serta upaya saling menjelekkan.
“Kita lawan upaya-upaya yang memecah belah bangsa. Beda pilihan itu wajar dan biasa. Jangan saling fitnah. Itu tugas pagar nusa untuk mendamaikan dan menyejukkan,” tukas Presiden Joko Widodo.
Didampingi Menteri Pertahanan sekaligus Ketua PB Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Prabowo Subianto, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri PAN-RB Abdullah Azwar Anas, Menteri Investasi dan Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Presiden Joko Widodo juga menyampaikan Presiden juga menyampaikan pentingnya menjaga kekayaan budaya Nusantara, seperti yang dilakukan Pagar Nusa untuk merawat Pencak Silat sebagai khazanah nusantara.
"Marilah, saya mengajak mengasah terus meningkatkan rasa cinta dan bangga kepada bangsa kita dengan menjaga kedaulatan bangsa melestarikan dan mengembangkan kekayaan budaya Nusantara," ujar mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Dalam kegiatan yang diikuti sekitar 25 ribu pendekar Pagar Nusa dari seluruh Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa ini, tampak dihadiri pula Panglima TNI Laksamana TNI Yudho Margono, beserta tiga kepala staf Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara. Juga hadir Kapolri Jendreral Listyo Sigit Prabowo dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf beserta juga jajaran juga hadir pada agenda pengukuhan ini, termasuk beserta beberapa kiai sepuh NU, dewan Khos Pagar Nusa dan Majelis Pendekar.
Sementara itu di tempat sama usai melakukan pengukuhan 80 Pimpinan Pusat Pagar Nusa, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf berpesan agar organisasi ini tetap konsisten dengan nilai khidmah yang diemban.
"Pagar Nusa didirikan sebagai kumpulan dan pergerakan dari pesilat-pesilat. Tapi mereka adalah pendekar-pendekar yang bertekad untuk menghayati ruh ahlusunahwaljamaah bersama-sama dengan Nahdatul Ulama," kata ungkap Gus Yahya.
Yang menarik, panitia kegiatan Ijazah Kubro ini telah mengantisipasi kemungkinan terjadinya gesekan antar anggota perguruan pencak silat usai kegiatan. Panitia melarang seluruh anggota pendekar yang hadir di lokasi kegiatan dengan menggunakan sepeda motor. Ribuan pendekar yang menerima ijazah, wirid dan air asma’ dari 23 kiai sepuh NU tersebut, diwajibkan mengendarai bus maupun mobil yang sudah disiapkan oleh panitia.
Ketua Umum Pagar Nusa Nahdlatul Ulama M. Nabil Haroen bahkan sebelum acara menyatakan, pihaknya juga mengundang 10 pimpinan perguruan historis dan 6 perguran besar yang terdaftar di IPSI, untuk turut hadir dalam kegiatan lima tahunan Pagar Nusa tersebut sehingga meminimalisir berbagai kemungkinan.
Agenda Ijazah Kubro dan Pengukuhan Pimpinan Pusat Pagar Nusa dimeriahkan oleh penampilan Nusa Wiraga, Nusa Wirama dan Nusa Wirasa yang menjadi rangkaian penting penyelenggaraan. NULight Orchestra dan penampilan koreografi silat memeriahkan agenda Ijazah Kubro dan Pengukuhan Pimpinan Pusat Pagar Nusa Nahdlatul Ulama.