JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut potensi bursa karbon masih sangat besar ke depan.
Ini terlihat dengan adanya 3.180 pendaftar yang tercatat di Sistem Registri Nasional Pengendalian Perubahan Iklim (SRN PPI), serta tingginya potensi unit karbon yang ditawarkan.
“Ke depan, potensi bursa karbon masih sangat besar,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi dalam konferensi pers secara daring pada Senin (30/10/2023).
Sejak diluncurkan hingga 27 Oktober 2023, tercatat 24 pengguna jasa yang mendapatkan izin. Sebelumnya, pada saat diluncurkan 26 September lalu, total pengguna jasa tercatat sebanyak 16 perusahaan.
Adapun, total volume tercatat sebesar 464.843 tCO2e dan akumulasi nilai sebesar Rp29,45 miliar, dengan rincian 31,78% di Pasar Reguler, 5,48% di Pasar Negosiasi dan 62,74% di Pasar Lelang.
Dalam kesempatan berbeda, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan, saat ini terdapat 10 perusahaan yang ada dalam pipeline bursa karbon. Secara rinci, satu perusahaan merupakan penjual dan sembilan perusahaan lainnya merupakan pembeli.
Kepala Divisi Pengembangan Bisnis BEI, Ignatius Denny Wicaksono mengatakan bahwa perusahaan yang bertindak sebagai penjual yaitu PT Perusahaan Listrik Negara alias PLN.
Untuk semakin meramaikan perdagangan karbon di bursa karbon, Denny mengatakan, BEI telah menyiapkan sejumlah langkah antara lain akan semakin memperluas sektor perdagangan karbon.