JAKARTA - Susan Sarandon telah dikeluarkan oleh agensi bakatnya UTA karena komentar kontroversial tentang pro-Palestina.
Pada rapat umum di Kota New York untuk mendukung Palestina pada hari Jumat (18/11/2023), aktris berusia 77 tahun itu berbicara tentang perang Israel-Hamas yang sedang berlangsung di Gaza.
“Ada banyak orang yang takut, takut menjadi orang Yahudi saat ini,” katanya dalam pidatonya dikutip dari Variety.
Orang-orang Yahudi di Amerika “sedang merasakan bagaimana rasanya menjadi seorang Muslim di negara ini, yang seringkali menjadi sasaran kekerasan,” lanjutnya.
Bintang Thelma & Louise itu juga baru-baru ini me-retweet postingan di X tentang Roger Waters.
Musisi Pink Floyd telah berada di bawah penyelidikan polisi karena dicurigai melakukan "hasutan terhadap rakyat" setelah mengenakan gambar mirip Nazi di Jerman.
Postingan Susan Sarandon yang dibagikan ulang berbunyi bahwa Waters naik panggung di Uruguay untuk tampil "meskipun ada upaya dari lobi Israel untuk membatalkan pertunjukan tersebut."
Setelah serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober 2023 terhadap warga sipil Israel, dan serangan udara berikutnya yang dilakukan pemerintah Israel di Gaza, AS melihat adanya lonjakan laporan mengenai insiden bias anti-Muslim dan anti-Yahudi, lapor ABC News.
Anti Defamation League (Liga Anti Pencemaran Nama Baik/ADL) mengumumkan pada 24 Oktober bahwa “insiden pelecehan, vandalisme, dan penyerangan” antisemit meningkat sebesar 388 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, seperti yang dilaporkan CNN.
Menurut pernyataan tanggal 9 November dari Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR), “berbagai warga Amerika, termasuk mahasiswa sekolah dan perguruan tinggi negeri, dokter dan pekerja lainnya, pengunjuk rasa, dan masjid” telah menyampaikan laporan anti-Muslim dan bias anti-Arab pada bulan setelah meningkatnya kekerasan.
“Kami benar-benar melihat adanya peningkatan ancaman di seluruh negeri. Hal ini terfokus pada orang-orang Yahudi dan orang-orang dari komunitas Muslim,” kata asisten direktur keterlibatan mitra FBI Robert J. Contee III kepada Washington Post pada akhir Oktober 2023. (*)