KAIRO - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah bersumpah untuk terus berperang di Gaza sampai Hamas dihancurkan, menentang seruan global untuk melakukan gencatan senjata.
Dalam sebuah opini di Wall Street Journal pada hari Senin, Netanyahu menegaskan kembali tiga prasyarat perdamaian: Hamas harus dihancurkan, Gaza harus didemiliterisasi, dan masyarakat Palestina harus dideradikalisasi.
Netanyahu, yang mengunjungi pasukan Israel di Gaza utara pada hari Senin, mengatakan kepada anggota parlemen dari Partai Likud bahwa perang masih jauh dari selesai dan menolak apa yang ia sebut sebagai spekulasi media bahwa pemerintahnya mungkin akan menghentikan pertempuran tersebut.
Dia mengatakan Israel tidak akan berhasil membebaskan sisa sandera yang ditahan oleh Hamas tanpa menerapkan tekanan militer.
"Kami tidak akan berhenti. Perang akan terus berlanjut hingga akhir, hingga kami menyelesaikannya, tidak kurang dari itu," Netanyahu.
Sebagai pembalasan terhadap Hamas atas serangan lintas batas yang mematikan pada 7 Oktober, Israel mendapat tekanan dari sekutu terdekatnya, Amerika Serikat, untuk mengalihkan operasi di Gaza ke fase intensitas yang lebih rendah dan mengurangi kematian warga sipil.
Hampir 20.700 warga Gaza telah terbunuh, termasuk 250 orang dalam 24 jam terakhir, menurut pihak berwenang di Gaza yang dikuasai Hamas.
Washington selama berminggu-minggu telah menekan Israel untuk mengambil langkah lebih lanjut guna meminimalkan dampak buruk terhadap warga sipil dengan menentukan daerah aman dan membuka jalur kemanusiaan bagi orang-orang untuk melarikan diri. Namun jumlah korban tewas terus meningkat dan operasi Israel semakin intensif.
Seorang juru bicara militer Israel mengatakan tentara mengambil semua tindakan pencegahan yang mungkin dilakukan untuk meminimalkan kerugian terhadap warga sipil, namun militan Palestina menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia, sebuah tuduhan yang dibantah oleh Hamas.