JAKARTA - Turki telah menyerang 71 lokasi yang diduga terkait dengan Kelompok Kurdi di Suriah dan Irak utara dalam serangan udara yang dilancarkan pekan ini sebagai pembalasan atas kematian 12 tentara Turki di Irak, kata menteri pertahanan.
Dalam pesan video yang diposting di X, Menteri Pertahanan Yasar Guler mengklaim pada hari Rabu (27/12/2023) bahwa setidaknya 59 pejuang Kurdi “dinetralkan” dalam serangan tersebut.
Ankara menggunakan istilah itu untuk merujuk pada pejuang Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang terbunuh atau ditangkap.
Dua belas tentara Turki tewas dalam pertempuran dengan PKK di Irak utara, kata Kementerian Pertahanan pada hari Sabtu, mendorong Turki untuk melakukan sejumlah serangan udara dan operasi di wilayah tersebut.
“Rasa sakit kami sangat besar, namun tekad kami sudah bulat,” kata Guler.
“Kami membalas [kematian] anak-anak kami yang berharga dan kami akan terus melakukannya.”
Operasi militer semakin intensif selama 36 jam terakhir, kata Presiden Recep Tayyip Erdogan pada hari Rabu, ketika ia berjanji untuk membalaskan dendam “para martir kita”.
Para pejabat Turki mengatakan bahwa pada hari Jumat, para pejuang yang berafiliasi dengan PKK berusaha menyusup ke pangkalan Turki di wilayah semi-otonom Kurdi di Irak utara.
Enam tentara Turki tewas dalam baku tembak berikutnya. Keesokan harinya, enam tentara Turki lainnya tewas dalam bentrokan dengan pejuang Kurdi.
Seorang juru bicara Pasukan Demokratik Suriah yang dipimpin Kurdi mengatakan setidaknya delapan warga sipil tewas dalam serangan udara di timur laut Suriah pada hari Senin.
Turki menegaskan pihaknya berhati-hati untuk menghindari jatuhnya korban sipil dan kerusakan terhadap warisan budaya.
PKK, yang memiliki basis di Irak utara, telah memimpin pemberontakan selama puluhan tahun melawan negara Turki dan dianggap sebagai organisasi teror oleh Ankara, Uni Eropa, dan Amerika Serikat.
Lebih dari 40.000 orang telah terbunuh sejak dimulainya konflik pada tahun 1984.
Namun Turki dan AS tidak sepakat mengenai status kelompok Kurdi Suriah, yang telah bersekutu dengan Washington dalam perang melawan kelompok Negara Islam (ISIS) di Suriah.
PKK dipandang sebagai ancaman keamanan nasional oleh Turki, yang menguasai wilayah di Suriah utara dan memiliki pangkalan militer di utara Irak dalam upaya untuk mengusir kelompok yang diduga PKK dan kelompok afiliasinya dari perbatasannya. (*)