JAKARTA - Zona perbatasan antara Jalur Gaza dan Mesir harus berada di bawah kendali Israel, kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, seraya memperkirakan perang di wilayah kantong Palestina dan di wilayah regional lainnya akan berlangsung berbulan-bulan.
Ketika Israel memasuki minggu ke-13 perangnya di Gaza pada hari Sabtu (30/12/2023), Benjamin Netanyahu mengadakan konferensi pers di mana ia memperbarui janjinya untuk melenyapkan Hamas dan memulangkan semua warga Israel yang ditawan di Gaza.
“Koridor Philadelphi – atau lebih tepatnya, titik penghentian di selatan [Gaza] – harus berada di tangan kita. Itu harus ditutup. Jelas bahwa pengaturan lain apa pun tidak akan menjamin demiliterisasi yang kita inginkan,” katanya.
Israel mengatakan pihaknya bermaksud menghancurkan Hamas di Gaza dan mendemiliterisasi wilayah tersebut untuk mencegah terulangnya pembunuhan dan penculikan lintas batas pada 7 Oktober 2023 yang dilakukan oleh kelompok bersenjata tersebut.
“Perang sedang mencapai puncaknya. Kami berjuang di semua lini. Meraih kemenangan memang membutuhkan waktu. Seperti yang dikatakan oleh kepala staf [tentara Israel], perang akan berlanjut selama beberapa bulan lagi,” kata Benjamin Netanyahu.
Dia juga menambahkan ancaman langka untuk menyerang Iran secara langsung atas baku tembak yang terjadi hampir setiap hari di perbatasan Israel-Lebanon.
“Jika Hizbullah (kelompok bersenjata Lebanon yang didukung Iran) memperluas peperangan, mereka akan mengalami pukulan yang tidak pernah mereka bayangkan – dan begitu pula Iran,” kata Benjamin Netanyahu tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Perang tersebut telah memicu kekhawatiran akan terjadinya konflik regional di tengah meningkatnya ketegangan dengan kelompok-kelompok lain yang bersekutu dengan Iran di Lebanon, Suriah, Irak, dan Yaman.
Pengeboman dan serangan darat Israel yang tiada henti di Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah menewaskan sedikitnya 21.672 orang, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak, dan ribuan lainnya terkubur di bawah reruntuhan.
Operasi militer juga telah membuat hampir seluruh 2,3 juta penduduk wilayah yang terkepung mengungsi.
Sekitar 1.140 orang dibunuh oleh Hamas di Israel dalam serangan 7 Oktober 2023. (*)