Gus Imin: Kentongan Tradisi Masyarakat untuk Ingatkan Beribadah

Aliyudin Sofyan | Minggu, 31/12/2023 22:36 WIB
Gus Imin: Kentongan Tradisi Masyarakat untuk Ingatkan Beribadah Cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar (Gus Imin) menabuh kentongan. Foto: dok. katakini

MALANG - Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 1, Abdul Muhaimin Iskandar atau Gus Imin menyampaikan bahwa tradisi menggunakan alat kentongan sudah dilakukan oleh masyarakat sejak dulu. Fungsinya, kata Gus Imin, adalah membangunkan masyarakat untuk beribadah.

"Nah, hari ini kita akan menggerakkan patrol di seluruh Jawa Timur untuk menggerakkan dan membangunkan orang-orang, ada satu ibadah yang penting yaitu 14 Februari (2024) mari kita bangun dari tidur kita, buka mata, siapkan niat 14 Februari kita lakukan perubahan Indonesia," ujar Gus Imin dalam keterangannya, Minggu, (31/12/2023), di Malang, Jawa Timur.

Gus Imin menyebut, di Jawa Timur kentongan disebut Patrol. Gerakan masyarakat menggunakan patrol ini menjadi simbol untuk mengajak masyarakat agar berbondong-bondong mengikuti Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.

"Hari ini saya dikawal dan ikut bersama-sama melakukan patrol, namanya di Jawa Timur. Patrol itu tanda membangunkan masyarakat dari tidur untuk beribadah sahur," katanya.

Wakil Ketua DPR RI bidang Kokesra ini menuturkan, keinginan masyarakat melakukan perubahan sangat besar. Untuk itu, Gus Imin mengajak masyarakat agar datang ke TPS (Tempat Pemungutan Suara) pada 14 Februari 2024.

"Perubahan Indonesia hanya bisa dilakukan 14 Februari dengan memenangkan AMIN nomor 1," imbuhnya.

Pada kesempatan itu, Gus Imin turut berkeliling bersama masyarakat sembari memukul kentongan. Menurut Gus Imin, kentongan ini untuk mengajak seluruh masyarakat Indonesia bersama mewujudkan perubahan yang lebih baik.

"Maka melalui kentongan ini seluruh masyarakat Malang, Jawa Timur pada umumnya dan seluruh bangsa Indonesia dibangunkan untuk `Ayo Bergerak, Rapatkan Barisan untuk Menuju Perubahan!`," terangnya.

Adapun makna dari kentongan ini, menurut Gus Imin, sebagai gerakan masyarakat untuk membangunkan dan mengajak beribadah bersama-sama pada bulan Ramadan. "Ya, ini sebuah gerakan simbolik yang masyarakat lakukan setiap Ramadan jam 02 malam membangunkan orang tidur. Karena ini lebih menggerakkannya sama, gairahnya sama, maka ibadah 14 Februari `Bangun, bangun, bangun. Kita Wujudkan Perubahan!`," ungkapnya.

"Kalau bahasa Jawa Timur Tangi, Tangi, Tangi! Perubahan bakal datang Tangi, Tangi, Tangi! Tangi itu bangun," pungkasnya sambil memukul kentongan.