JAKARTA - Ketua Badan Kebudayaan Nasional (BKN) PDI Perjuangan Aria Bima mengaku mendapat informasi dari koleganya di kubu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) tentang pengondisian Plipres 2024 satu putaran. Pengondisian ini dilakukan melalui opini yang dibangun oleh lembaga survei.
Aria Bima menyatakan, mendapat pandangan tersebut dari koleganya di Komisi VI DPR, yang berasal dari kubu AMIN.
"Saya dengan teman-teman Komisi VI dari 01, memang melihat ada satu desain untuk menggiring opini satu putaran. Ada lembaga survei yang diharapkan hasil-hasil itu satu putaran," kata Aria Bima di Jakarta Pusat, Selasa (2/1/2024).
Terkait hal itu, dia mengusulkan perlunya uji metodologi terhadap lembaga-lembaga survei. Pengujian ini khususnya yang berkaitan dengan metodologi pengambilan sampel dan responden.
"Antarlembaga survei harusnya dipertemukan untuk menguji dan meneliti, dalam mengambil respondennya seperti apa," jelas dia.
Aria Bima menyebut adanya pembentukan opini yang sangat jelas tentang Pilpres satu putaran, melalui lembaga survei. Padahal, menurut dia. lembaga survei seharusnya memotret realitas melalui sampel atau responden.
"Bukan menciptakan hasil yang sesuai dengan keinginan membangun opini satu putaran," kata dia.
Padahal, lanjut dia, pada kenyataannya ketika Ganjar Pranowo-Mahfud Md atau Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar turun ke masyarakat, partisipasi publik terlihat sangat tinggi.
Fenomena ini tidak masuk akal apabila melihat opini publik menginginkan satu putaran.
"Itu yang menurut kami ada kecenderungan desain ini sering kami komunikasikan. Tentang apa hasilnya ya, kita sepakat saja. Ada kecenderungan kami sepakat dua putaran," ujar Aria Bima.