BAGHDAD - Militer AS melancarkan serangan balasan di Bagdad pada Kamis yang menewaskan seorang pemimpin milisi yang disalahkan atas serangan baru-baru ini terhadap personel AS, kata Pentagon. Tindakan ini dikutuk oleh pemerintah Irak.
Serangan AS terjadi sekitar pukul 09.00 GMT dan menargetkan Mushtaq Jawad Kazim al Jawari, kata Pentagon, seraya menambahkan bahwa dia adalah pemimpin Harakat al Nujaba yang terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan serangan terhadap personel Amerika.
“Serangan itu juga menewaskan satu anggota Harakat al Nujaba lainnya,” kata Mayor Jenderal Patrick Ryder, juru bicara Pentagon, menggambarkannya sebagai serangan pertahanan diri. “Tidak ada warga sipil yang terluka. Tidak ada infrastruktur atau fasilitas yang terkena dampak.”
Sejak perang Israel-Hamas dimulai pada bulan Oktober, militer AS telah diserang setidaknya 100 kali di Irak dan Suriah, biasanya dengan kombinasi roket dan drone serang satu arah.
Amerika Serikat memiliki 2.500 tentara di Irak dan 900 tentara di negara tetangga Suriah yang fokus mencegah kebangkitan kembali militan ISIS.
Sumber kepolisian Irak dan saksi mata sebelumnya mengatakan sebuah pesawat tak berawak menembakkan setidaknya dua roket ke markas besar kelompok milisi Nujaba di Bagdad timur.
Sumber-sumber polisi dan milisi mengatakan roket-roket itu mengenai sebuah kendaraan di kompleks tersebut dan menewaskan empat orang, termasuk seorang komandan milisi dan salah satu pembantunya. Sumber kesehatan mengkonfirmasi jumlah korban tewas.
Video yang diterbitkan oleh situs-situs pro-milisi menunjukkan sebuah kendaraan hancur terbakar. Reuters tidak dapat memverifikasi secara independen keaslian rekaman tersebut.
Kelompok milisi yang bersekutu dengan Iran di Irak dan Suriah menentang kampanye Israel di Gaza dan menganggap AS ikut bertanggung jawab.
Dalam sebuah pernyataan, juru bicara militer Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani mengecam serangan terhadap kelompok tersebut, dan menyebutnya sebagai “serangan yang tidak dapat dibenarkan terhadap entitas keamanan Irak” yang beroperasi dengan izin Sudani.
Sudani memiliki kendali terbatas atas beberapa faksi yang didukung Iran, yang dukungannya diperlukan untuk memenangkan kekuasaan setahun lalu dan kini membentuk blok kuat dalam koalisi pemerintahannya.
Ketika ditanya apakah militer AS menyerang anggota pasukan keamanan Irak, Ryder mengatakan bahwa individu yang menjadi sasaran adalah pemimpin kelompok proksi Iran yang bertanggung jawab atas serangan terhadap personel AS.
Komandan milisi Irak bersumpah akan membalas dendam atas serangan hari Kamis itu.
“Kami akan membalas dan membuat Amerika menyesal melakukan agresi ini,” kata Abu Aqeel al-Moussawi, seorang komandan milisi Irak setempat.
Bulan lalu, Amerika Serikat melancarkan serangan udara balasan di Irak setelah serangan pesawat tak berawak oleh militan yang bersekutu dengan Iran yang menyebabkan satu anggota militer AS berada dalam kondisi kritis dan melukai dua lainnya.