KOTA GUATEMALA - Mantan Presiden Guatemala Otto Perez memasuki tahanan rumah setelah dipenjara sejak 2015 karena tuduhan korupsi, kata pengacaranya pada Kamis, 4 Januari 2024.
Perez, seorang pensiunan jenderal, memerintah negara Amerika Tengah itu dari tahun 2012 hingga 2015, ketika ia terpaksa mengundurkan diri ketika masa jabatannya hanya tersisa empat bulan di tengah protes atas skandal korupsi.
Mantan presiden meninggalkan penjara pada Rabu malam, kata pengacaranya, Cesar Calderon, kepada Reuters. “Dia pergi dengan perasaan bahagia bisa berkumpul dengan keluarganya setelah delapan tahun,” kata Calderon.
Untuk meninggalkan penjara dan menjadi tahanan rumah, Perez harus membayar jaminan sebesar $38.000 dan memberikan dua properti senilai $1,2 juta sebagai jaminan, kata Calderon.
Pada akhir tahun 2022, Perez dijatuhi hukuman 16 tahun penjara atas tuduhan asosiasi terlarang dan penipuan bea cukai. Bersama Wakil Presidennya Roxana Baldetti, yang masih dipenjara, Perez dituduh memimpin jaringan penipuan bea cukai yang mencuri sekitar $3,5 juta dana negara selama pemerintahan mereka.
Kasus ini, yang dikenal dengan nama “La Linea,” awalnya diselidiki oleh Komisi Internasional Melawan Impunitas di Guatemala (CICIG) yang kini sudah tidak ada lagi, dan didukung oleh PBB.
Perez dijatuhi hukuman delapan tahun penjara tahun lalu atas tuduhan pencucian uang dan penipuan dalam kasus terpisah.
Berdasarkan hukum Guatemala, Perez diizinkan masuk tahanan rumah setelah menjalani setengah hukumannya karena berperilaku baik dan membayar denda.