• News

Situasi Kurang Memungkinkan, Jepang hanya Terima Bantuan Gempa dari AS

Yati Maulana | Jum'at, 05/01/2024 19:05 WIB
Situasi Kurang Memungkinkan, Jepang hanya Terima Bantuan Gempa dari AS Seorang wanita yang rumahnya rusak akibat gempa membawa barang-barangnya saat dia menuju ke pusat evakuasi, di Wajima, Prefektur Ishikawa, Jepang, 5 Januari 2024. Foto: Reuters

WAJIMA - Jepang berencana menerima tim bantuan AS tetapi tidak ada bantuan dari wilayah atau negara lain untuk saat ini. Harian Nikkei melaporkan hal itu pada Jumat, empat hari setelah gempa bumi menewaskan 92 orang dan memaksa ribuan orang dievakuasi di bagian barat negara itu.

AS dan Jepang sedang mendiskusikan bagaimana dan kapan Pasukan AS akan berkoordinasi dengan Pasukan Bela Diri Jepang dalam upaya bantuan bencana di dan sekitar semenanjung Noto, kata laporan Nikkei.

“Kami tidak menerima bantuan personel atau material apa pun dari negara atau wilayah lain saat ini mengingat situasi di lapangan dan upaya yang diperlukan untuk menerimanya,” kata juru bicara Jepang Yoshimasa Hayashi pada hari Jumat.

Dia menambahkan bahwa dia tidak akan mengomentari diskusi apa yang telah terjadi dengan AS.

Seorang pejabat AS yang menolak disebutkan namanya mengatakan kepada Reuters bahwa rinciannya belum diputuskan, namun pemerintah kedua negara sedang berkoordinasi mengenai kemungkinan bantuan dari pasukan AS.

Sekitar 54.000 personel pasukan A.S. berpangkalan di Jepang, yang merupakan jumlah kehadiran militer A.S. terbesar di luar negeri, menurut Chicago Council on Global Affairs.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan ada tawaran bantuan dan pesan belasungkawa dari pemerintah termasuk Taiwan dan Tiongkok.

Jumlah total korban jiwa dan kerusakan akibat gempa yang terjadi pada Tahun Baru masih belum jelas, dan tim penyelamat kesulitan mencapai daerah yang terkena dampak paling parah karena jalan rusak dan infrastruktur rusak.

Namun karena lebih dari 200 orang masih belum diketahui keberadaannya, bencana ini kemungkinan besar merupakan bencana paling mematikan sejak tahun 2016 dan bisa menjadi yang terburuk sejak gempa bumi besar dan tsunami melanda pantai timur Jepang pada tahun 2011.

Angkatan bersenjata AS sangat terlibat dalam upaya bantuan bencana gempa bumi tahun 2011, menyediakan lebih dari 24.000 personel dengan 24 kapal dan 189 pesawat.

“Kami mungkin menerima bantuan di masa depan, namun belum ada keputusan saat ini,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Jepang kepada Reuters, Jumat.

KERUSAKAN TSUNAMI
Setidaknya 120 hektar (296 hektar) lahan juga tampaknya terendam banjir akibat tsunami yang dipicu oleh gempa bumi, menurut kementerian pertanahan Jepang.

“Kami masih belum memiliki gambaran lengkapnya, dan kemungkinan besar wilayah yang dilanda tsunami bisa menyebar,” kata seorang pejabat Kementerian Pertanahan yang tidak disebutkan namanya kepada surat kabar harian Asahi.

Penyelidikan awal yang dipimpin oleh para peneliti di Universitas Tokyo memperkirakan bahwa titik tertinggi tsunami di pantai barat semenanjung bisa mencapai ketinggian 4,2 meter (14 kaki) di atas permukaan laut normal.

Gelombang pertama tsunami mungkin telah mencapai ujung paling utara semenanjung Noto hanya satu menit setelah gempa terjadi, sehingga hampir tidak ada waktu bagi penduduk untuk mengungsi, kata harian Yomiuri yang mengutip analisis Universitas Tohoku.

Rincian mengenai tsunami tersebut tidak jelas karena alat pengukur pasang surut berhenti mengeluarkan data segera setelah gempa awal, kata laporan itu.

Penjaga Pantai Jepang mengatakan pihaknya sedang mencari satu orang hilang yang tersapu tsunami di kota Suzu, yang merupakan potensi korban tsunami pertama yang diketahui sejauh ini.

Jepang akan mengeluarkan 4,74 miliar yen ($32,7 juta) dari cadangan anggaran negara untuk mendukung mereka yang terkena dampak gempa, Menteri Keuangan Shunichi Suzuki mengatakan kepada wartawan pada hari Jumat, menurut laporan media.