JAKARTA - Tempat pemungutan suara dibakar di Bangladesh pada malam menjelang pemilihan umum hari Minggu (7/1/2024), beberapa jam setelah empat orang tewas dalam dugaan serangan pembakaran di sebuah kereta komuter.
Polisi pada hari Sabtu (6/1/2024) mengatakan pelaku pembakaran tak dikenal membakar setidaknya lima sekolah dasar, termasuk empat tempat pemungutan suara.
Mereka sedang menyelidiki kebakaran di Gazipur, di pinggiran ibu kota, Dhaka, yang diduga dilakukan pada tengah malam oleh pihak-pihak yang bertujuan mengganggu pemilu, yang mana partai oposisi utama telah berjanji akan memboikotnya.
“Kami telah mengintensifkan patroli dan tetap waspada,” kata kepala polisi Gazipur Kazi Shafiqul Alam.
KPU telah meminta pihak berwenang meningkatkan keamanan di sekitar TPS.
Para pelaku pembakaran juga menyerang tempat pemungutan suara di distrik timur laut Moulvibazar dan Habiganj, kata polisi, dan insiden serupa dilaporkan di tempat lain dalam dua hari terakhir.
Polisi di distrik pesisir Khulna menangkap dua orang pada Kamis malam (4/1/2024) dengan tuduhan mencoba membakar sebuah sekolah, yang berfungsi sebagai tempat pemungutan suara.
Keesokan harinya, upaya lain untuk membakar sebuah sekolah dasar di dekatnya berhasil digagalkan, kata Saidur Rahman, kepala polisi di distrik tersebut.
Oposisi utama Partai Nasionalis Bangladesh (BNP), dan sejumlah partai oposisi lainnya, telah memboikot pemilu tersebut, dengan mengatakan pemilu tersebut dimaksudkan untuk memperkuat kekuasaan Perdana Menteri Sheikh Hasina.
Hasina (76) yakin akan masa jabatannya yang keempat berturut-turut dalam pemilu hari Minggu, yang dikritik oleh para pengamat sebagai pemilu yang berat sebelah.
BNP yang dipimpin Khaleda Zia pada hari Sabtu memulai pemogokan umum selama 48 jam, menyerukan masyarakat untuk memboikot pemungutan suara tersebut, dengan mengatakan bahwa pemerintah tidak dapat menjamin keadilan.
Pada Sabtu pagi (6/1/2024), sekelompok kecil pendukung partai berbaris melintasi lingkungan Shahbagh di Dhaka, menyerukan masyarakat untuk bergabung dalam pemogokan.
Unjuk rasa lain yang dilakukan oleh sekitar 200 pengunjuk rasa sayap kiri terjadi di luar National Press Club untuk mengecam pemilu tersebut.
“Pemerintah kembali bermain api. Pemerintah telah menggunakan taktik lamanya yaitu menyelenggarakan pemilu sepihak,” kata Ruhul Kabir Rizvi, pejabat senior BNP.
Kebakaran kereta api yang mematikan
Sementara itu, polisi menangkap tujuh anggota partai oposisi, yang dituduh melakukan dugaan serangan pembakaran sebelum pemilu di kereta komuter pada hari Jumat, yang menewaskan empat orang.
Di antara mereka yang ditangkap di ibu kota pada Sabtu pagi adalah Nabiullah Nabi, seorang pejabat senior BNP, bersama enam aktivis partai lainnya.
“Nabi mendanai dan mendalangi serangan itu,” kata juru bicara Kepolisian Metropolitan Dhaka, Faruk Hossain, kepada kantor berita AFP melalui telepon.
Menteri Luar Negeri AK Abdul Momen mengatakan waktu kejadian tersebut menunjukkan “niat mutlak untuk menghambat perayaan, keselamatan dan keamanan proses demokrasi di negara tersebut”.
“Insiden tercela ini, yang tidak diragukan lagi diatur oleh mereka yang memiliki niat jahat, sangat melanggar nilai-nilai demokrasi kita,” tambahnya dalam sebuah pernyataan.
Namun, juru bicara BNP AKM Wahiduzzaman mengatakan kepada AFP bahwa serangan tersebut merupakan “tindakan sabotase” yang direncanakan sebelumnya oleh pemerintah yang berkuasa, yang bertujuan untuk “mendiskreditkan gerakan non-kekerasan BNP”.
Dia mengatakan pemerintah bertujuan untuk “mengalihkan perhatian masyarakat dari pemilu palsu”.
Delapan orang terluka parah dalam kebakaran kereta api, kata para pejabat.
“Kedelapan orang tersebut, termasuk dua anak, mengalami luka bakar pada saluran pernafasannya,” kata Dr Samanta Lal Sen dari rumah sakit spesialis luka bakar milik negara di ibu kota.
“Kami memantau mereka dengan cermat,” katanya kepada wartawan. (*)