Hasto Sebut Prabowo Keliru Soal Alutsista Pembebasan Irian Barat

Eko Budhiarto | Senin, 08/01/2024 11:40 WIB
Hasto Sebut Prabowo Keliru Soal Alutsista Pembebasan Irian Barat Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto

JAKARTA - Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud menyebut calon presiden nomor urut dua Prabowo Subianto keliru mengungkapkan data alutsista yang digunakan untuk pembebasan Irian Barat di masa Presiden Soekarno.

"Kami ingin meluruskan pernyataan Pak Prabowo sepertinya keliru. Pada masa Bung Karno menggunakan peralatan bekas. Itu konteksnya berbeda, banyak peralatan baru yang dipakai oleh Bung Karno guna pembebasan Irian Barat,” kata Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud Hasto Kristiyanto saat ditemui usai mengikuti acara nonton bersama debat capres ketiga bersama relawan Ganjar-Mahfud di Jakarta, Minggu (7/1/2024) malam, seperti dikutip Antara.

Hasto menuturkan peralatan baru yang dipakai Bung Karno misalnya peralatan dari Yugoslavia. Sebagian juga dipakai untuk pembebasan Aljazair, dan bangsa-bangsa Islam yang banyak merdeka karena adanya campur tangan dari kepemimpinan presiden pertama Indonesia tersebut.

Berdasarkan data yang ia miliki pun, Indonesia sempat mendapatkan pesawat Hercules C130 dari Presiden Amerika Serikat Kennedy.

“Itu juga suatu hal yang baru sehingga Oak Prabowo sebagai Menteri Pertahanan sayangnya tidak memahami bagaimana postur angkatan perang kita saat itu," lanjut Hasto yang meraih gelar doktor Universitas Pertahanan itu.

Menurutnya, alutsista yang dimiliki Indonesia pada era Soekarno merupakan kekuatan angkatan perang terkuat di belahan bumi selatan.

"Ini yang Pak Prabowo seharusnya meminta maaf atas ketidakpahaman terhadap konsepsi pertahanan pada masa Bung Karno yang dipakai untuk pembebasan Irian Barat dan membantu negara negara Asia Afrika termasuk Aljazair, kemudian Pakistan yang mencoba melepaskan diri dari imprealisme Inggris," ucapnya.

Selain itu, ketika ditanyai soal kesan Prabowo yang melempar kesalahan ke DPR RI terkait pembelian alutsista bekas, Komisi I DPR RI maupun Presiden Joko Widodo sama-sama terkejut ketika Prabowo secara sepihak memutuskan untuk membeli pesawat tempur bekas dari Qatar.

“Sementara pesawat tersebut pernah ditolak oleh menhan sebelumnya Prof Yuwono Sudarsono. Ini menunjukkan penyalahgunaan kewenangan. Tanpa melalui perencanaan yang baik," ujar Hasto.