JAKARTA - Calon Presiden (Capres) nomor urut 03 Ganjar Pranowo membeberkan data indeks pertahanan Indonesia atau Minimum Essential Force (MEF) Indonesia yang menurun pada tahun 2024. Hal itu disampaikan Ganjar saat debat capres ketiga di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (7/1) kemarin.
Dalam paparannya, Ganjar mempertanyakan kinerja Capres 02 Prabowo Subianto selama menjadi Menteri Pertahanan (Menhan). Sebab, menurut data MEF Indonesia tahun 2024, pertahanan Indonesia hanya berada di angka 65 persen dan belum mencapai target 79 persen.
Padahal, situs Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Kemenko Polhukam), MEF ditargetkan mencapai 100% pada 2024. Hal itu tertuang pada Peraturan Presiden (Perpres) No.18/2020 tentang RPJMN 2020-2024.
Terkait hal tersebut, Pengamat Militer Connie Rahakundini Bakrie mengatakan cara Prabowo yang selalu merahasiakan anggaran Kementerian Pertahanan (Kemenhan) menjadi salah satu faktornya.
"Itu efek rahasia-rahasia Prabowo. belanja alutsista itu gak boleh rahasia. Padahal dia tidak boleh rahasia kepada rakyat sipil," kata Connie kepada katakini.com, Senin (8/1).
Menurutnya, Prabowo tidak boleh merahasiakan anggaran Kemenhan kepada publik. Sebab, seluruh anggaran Kemenhan berasal dari APBN, artinya, dari uang rakyat.
"Data pertahanan atau anggaran pertahanan itu datangnya dari uang rakyat, Jadi Kemenhan mau ngapain, beli apaan itu harus tau rakyat," ucapnya.
Connie pun menanggapi soal data MEF tahun 2024 yang dipaparkan Ganjar belum dipublish. Berdasarkan data dari Kemenko Polhukam, data MEF terbaru hanya sampai tahun 2020 saja.
Pada tahun 2019 capaian MEF hanya 63,19 persen, sedangkan targetnya 68,90 persen. Pada 2020 capaiannya 62,31 persen dari target 72 persen.
Menurut Connie, sisa data tahun 2021 hingga 2024 semuanya dipegang sendiri oleh Prabowo. Hal itu menurut Connie, harus dipublikasikan agar masyarakat luas tau kinerja Prabowo sebagai Menhan.
"Kenapa data MEF itu hanya sampai tahun 2020? karena sisanya dia pegang sendiri. Makanya Pak Ganjar nanya kalau ada data yang beda mana datanya," paparnya.
Lanjut Connie, data yang seharusnya dirahasiakan oleh Prabowo yakni yang bersifat strategic dan teknis. Seperti misalnya, pengoperasian alutsista hingga tempat dan waktu penggunaan alutsista, itu yang seharusnya dirahasiakan.
"Yang rahasia itu, hanya penggunaan, pengoperasian, sistem senjata, teknologi, serta kapan dan dimana digunakannya itu baru rahasia," imbuhnya.
Diketahui, Ganjar Pranowo mengatakan bahwa target Kekuatan Pokok Minimum atau Minimum Essential Force (MEF) 2024 tidak tercapai.
Selain itu, Ganjar mengatakan anggaran pertahanan di Indonesia juga dinilainya belum ideal atau 1-2% dari PDB.
"Minimum Essential Force di 2024 tidak tercapai karena sekarang hanya 65,49% dari target program," katanya.