HNW Prihatin Kesejahteraan Guru Ngaji Minim

Agus Mughni Muttaqin | Minggu, 21/01/2024 17:15 WIB
HNW Prihatin Kesejahteraan Guru Ngaji Minim Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW). (Foto: Humas MPR)

JAKARTA - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) merasa prihatin terhadap kesejahteraan para guru, termasuk ustad-ustadzah para guru pengajar Al Quran. Pendapatan yang diperoleh dari mengajar Al Quran masih jauh dari mencukupi, padahal usaha dan kerja kerasnya membumikan Al Quran tak pernah berhenti dan sangat membantu pemerintah.

Perjuangan dan pengabdian para guru Al Quran, menurut Hidayat tidak bisa dipandang sebelah mata. Mereka turut membantu kewajiban negara mencerdaskan generasi muda, menghadirkan kegiatan alternatif positif, dan itu sudah dirasakan Masyarakat. Karena itu sudah sewajarnya, jika negara mengimbangi dengan mensejahterakan para guru ngaji, sebagai apresiasi terhadap kegiatan dan pengabdian yang telah mereka jalankan selama ini.

“Ada banyak jalur yang bisa digunakan untuk memberikan apresiasi kepada guru-guru Pendidikan Al Quran. Tidak hanya dengan UU atau mengubah UU, apalagi hanya mengandalkan aturan-aturan resmi yang dikeluarkan pemerintah daerah saja. Ada banyak kalangan, termasuk lembaga-lembaga zakat yang bisa diajak berkolaborasi, untuk memikirkan dan meningkatkan kesejahteraan guru mengaji, dan itu perlu dilakukan sesegera mungkin,” ungkap anggota Komisi 8 DPR RI.

Pernyataan itu disampaikan HNW usai menerima kunjungan Forum Komunikasi Pendidikan Al-Qur`an (FKPQ) DKI Jakarta. Acara tersebut berlangsung di Ruang Samithi, Gedung Nusantara V Komplek MPR DPR, Jumat (19/1/2024). Delegasi FKPQ DKI Jakarta dipimpin Ketuanya, Ade Syaefudin.

Dalam mengajarkan Al Qur’an menurut HNW, di era tahun politik seperti sekarang ini, para guru tersebut juga penting mengajarkan nilai-nilai utama yang terkandung dalam Kitab Suci yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW yang sangat relevan di tahun politik. Seperti, nilai Iman, taqwa, amanah dan ukhuwah, larangan menipu, berkhianat, berlaku dhalim dan lain-lainnya yang kesemuanya sangat penting menjadi panduan kehidupan di era tahun politik baik bagi warga Jakarta maupun Indonesia pada umumnya.

“Di tahun-tahun politik seperti sekarang, nilai-nilai tersebut sangat penting. Berpolitik dengan Iman, taqwa, ukhuwah tidak memecah belah, tidak khianat, tidak memfitnah dan tidak mengumbar hoax juga penting untuk diingatkan kembali oleh para guru Al Qur’an kepada kita semua, agar pemilu yang sudah di depan mata, ini menjadi pesta demokrasi yang bermartabat,” ujarnya.

Karena itu, sebaiknya para guru dan terlebih pemerintah DKI Jakarta bisa saling berkolaborasi untuk menghadirkan hak serta kewajiban masing-masing agar tujuan dalam bernegara bisa tercapai. Apalagi, kolaborasi yang baik, itu pernah dilakukan pada masa pemerintahan sebelumnya, tinggal meniru dan meneruskan saja. Bukan malah menghilangkan, hal-hal baik yang ada sebelumnya.

“Kita di parlemen tidak pernah capek mengusahakan kesejahteraan bagi seluruh Masyarakat termasuk para guru Al Qur’an. Tetapi, belum semua keinginan itu bisa tercapai. Misalnya, keinginan meredistribusi anggaran Pendidikan sebesar 20% dari APBN agar menjangkau seluruh guru, tak terkecuali guru Al Qur’an,” pungkasnya.

Sebelumnya, ketua delegasi FKPQ DKI Jakarta, Ade Syaefudin mengatakan, perjuangan para pengajar Al Quran ini sangat membanggakan. Mereka tetap melaksanakan tugasnya, meski penghasilan yang diperoleh berupa Honda (honor dari Allah) dan jauh di bawah pasukan orange. Beruntung, banyak orang yang tidak membiarkan situasi tersebut, dan ikut mengusahakan perbaikan meski tidak mengutarakannya secara terbuka.

Pada kesempatan tersebut, Ade Syaefudin mewakil para guru Pendidikan Al Quran, juga berterimakasih atas perjuangan HNW yang telah mengusahakan bantuan dari Kementerian sosial, meski perjuangan tersebut tidak diketahui oleh para guru yang menerima.

“Sudah banyak yang Pak Hidayat usahakan untuk guru-guru Pendidikan Al Quran. Harapan kami, Bapak tidak lelah terus membantu mewakili dan memperjuangkan aspirasi para guru, termasuk untuk memperoleh anggaran operasional yang memang sangat dibutuhkan lembaga Pendidikan Al Quran,” katanya.