• News

Relawan Demokrasi: Gibran Jangan Main Gimmick

Budi Wiryawan | Senin, 22/01/2024 21:18 WIB
Relawan Demokrasi: Gibran Jangan Main Gimmick Ketua Relawan Demokrasi Anwar Mattawappe. (Foto: Ist)

JAKARTA - Debat calon presiden atau wakil presiden harusnya jadi arena untuk beradu gagasan-gagasan. Debat itu harus menampilkan ide-ide terbaik ke mana kemudi bangsa bergerak. Bukan untuk menampilkan gimmick dan tontonan.

Ketua Relawan Demokrasi Anwar Mattawappe mengatakan itu di Jakarta, (22/1). Dia mengkritik penampilan Gibran yang terkesan meremehkan Prof Mahfud MD, calon wakil presiden lainnya.

“Harusnya fokus pada substansi. Bukan pada gimmick. Debat itu ibarat etalase bagi semua anak bangsa untuk melihat kualitas semua calon. Kalau kualitasnya seperti semalam, maka harusnya batasan usia 40 tahun tetap dipertahankan. Karena di situ ada indikator kematangan,” kata Anwar yang belatar seorang pengusaha.

Dalam debat cawapres yang berlangsung Minggu (21/1), Gibran mengeluarkan gestur yang terkesan meremehkan. Seusai mendapat jawaban dari Prof Mahmud, Gibran celingukan dan seolah mencari sesuatu. Padahal, dia bisa saja langsung menjawab pertanyaan.

“Sebagai relawan pendukung Ganjar, kami menyayangkan aksi tersebut. Kami menduga, Gibran tidak siap untuk beradu konsep dan gagasan. Kalimat-kalimatnya berulang, sehingga menguatkan keyakinan kalau dia sedang menhafalkan arahan dari tim suksesnya,” kata Anwar.

Relawan Demokrasi

Relawan Demokrasi yang dipimpin Anwar beranggotakan alumni Universitas Hasanuddin yang pro pada Ganjar Mahfud di seluruh Indonesia. Relawan ini dideklarasikan di Hotel Oria, Jakarta, Sabtu, 20 Januari 2024 lalu, dan menghadirkan ribuan relawan.

Anwar menghimpun rekan-rekannya yang dahulu adalah aktivis reformasi, yang sukses menjatuhkan rezim. Mereka yang sudah tersebar menjalani berbagai profesi memutuskan untuk bersatu kembali sebab melihat Indonesia seakan kembali mundur ke era rezim Orde Baru.

Mereka merasakan panggilan sejarah untuk turun ke arena politik demi menjaga agar Indonesia tidak kembali ke belakang, melainkan terus bergerak maju dan meningkatkan kualitas demokrasi.

Ïni bukan soal pilpres. Tapi ini soal menjaga amanah reformasi yang dahulu kita perjuangkan. Kita ingin bangsa kita bergerak maju, bukan malah mundur ke belakang,”katanya.

Deklarasi yang dilaksanakan Sabtu lalu, menghadirkan banyak tokoh. Di antaranya adalah Andi Widjajanto (TPN Ganjar-Mahfud), Prof. Armin Arsyad (akademisi Unhas), Lidyar Indhira Putri (praktisi hukum), dan Yusran Darmawan (praktisi komunikasi & digital.

"Kami juga mendorong generasi milenial mengambil peran dalam menentukan pemimpin Indonesia 2024. Sebab suara generasi milenial ini sangat menentukan kemenangan,”katanya.